Mohon tunggu...
mohamad bajuri
mohamad bajuri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru bloger

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk Belanja di Warung Gaib!

19 Mei 2022   11:22 Diperbarui: 19 Mei 2022   11:30 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang melalukan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan melakukan transaksi jual beli di toko, mall, pasaar, mini market, super maket, warung, resto dan lain sebagainya. Tergantung pada selera dan kemampuan masing-masing orang. Ada orang yang suka berbelanja cukup di warung tetangga saja. Tidak perlu mengeluarkan banyak waktu dan biaya, namun kebutuhan terpenuhi.

Sebagian orang kaya memilih berbelanja di supermarket atau mall yang besar. Banyak alasan orang dalam menentukan tempat belanja. Alasan kualitas barang yang diinginkan biasanya menjadi alasan utama. Kebersihan tempat juga menjadi alasan yang cukup kuat untuk memilih tempat belanja. Jauh dekatnya tempat belanja dari rumah juga menjadi alasan yang dominan bagi seseorang. Banyak alasan bagi seseorang untuk memilih tempat belanja.

Warung Gaib mungkinkah ada? Sekilas bila mendengar kata gaib akan selalu berkaitan dengan hal-hal mistis, dunia supranatural. Apakah warungnya hanya muncul saat malam tiba? Di daerah mana? Siapa yang menjual? Siapa yang membeli? Belinya pakai apa? Mungkinkah belinya pakai daun atau pecahan genting? Begitulah kemungkinan berbagai pertanyaan yang muncul saat mendengar kata warung gaib.

Lah terus warug gaib itu apa? Jangan buat penasaran dong? Baiklah pembaca, sabar yaaaa. Warung gaib itu hanya istilah saja. Warungnya tidak berujud seperti layaknya warung pada umumnya. Bukan seperti bangunan warteg, mall, ataupun pasar. Tidak ada bangunan yang menjadi lokasi jual beli di warung gaib. Transaksinya pun tidak seperti jual pada umumnya. 

Warung gaib yang dimaksud di sini adalah transaksi jual beli yang dilakukan oleh manusia dengan Tuhan. Tuhan menawarkan kepada manusia untuk melakukan perdagangan dengan Tuhan. Dengan apa manusia melakukan perdagangan dengan Tuhan? Dengan melakukan laku. Laku yang dimaksud di sini adalah dengan melakukan laku kebajikan.

Dokpri
Dokpri

Laku kebajikan mengandung pengertian banyak sekali. Setiap amal perbuatan manusia yang memiliki nilai kebaikan, kebajikan itu adalah laku kebajikan. Dengan laku kebajikan itulah manusia pada dasarnya sedang melakukan transaksi jual beli, atau perdagangan dengan Tuhan.

Memang  Tuhan menciptakan nasib manusia tidak sama. Ada perbedaan kaya dan miskin, perbedaan pangkat derajat, perbedaan pekerjaan dan sebagainya. Banyak hikmah dari perbedaan nasib manusia. Coba bayangkan seandainya manusia ditakdirkan menjadi manusia kaya semua. Mungkin kehidupan berjalan tidak normal. Kok bisa?

Andaikan manusia terlahir dengan nasib kaya semua, maka  tidak ada pembantu, tidak ada sopir, tidak ada penyapu jalan. Tidak ada orang yang bersedia untuk melakukan aktivitas yang berat- berat. Tidak ada orang yang menerima zakat atau sedekah, karena sudah kaya. Mungkin juga tidak ada orang yang menjadi pelayan di toko. Untuk apa bekerja menjadi pelayan di toko, sementara kekayaanya sudah mencukupi semua kebutuhannya.

Ketika ada fakir miskin di lingkungan sekitar, itulah ladang untuk melakukan perdagangan dengan Tuhan. Barang siapa yang peduli dengan nasib fakir miskin itu pada dasarnya sedang melakukan jual beli dengan Tuhan. Transaksinya cukup dengan memberikan sebagian harta yang dimiliki diberikan kepada orang yang membutuhkan (fakir miskin). 

Bisa jadi uang seratus ribu bagi orang tertentu tidak memiliki nilai yang berarti. Namun bagi penyapu jalanan uang seratus ribu itu sangat besar artinya. Dengan uang seratus ribu penyapu jalanan mampu memenuhi kebutuhan makan sekeluarga dalam waktu tiga hari. Uang seratus ribu itu mampu memberikan rasa kenyang penyapu jalan sekeluarga. 

Bayangkan kebahagiaan orang itu saat menerima uang lembaran merah. Mata yang berbinar-binar, senyum merekah dan syukur pada Tuhan atas anugerah menerima uang itu. Kebahagiaan yang tidak dibuat-buat atas pemberian nikmat. Saking syukurnya pada Tuhan, maka orang itu membalas dengan doa kebaikan untuk  sipemberi. 

Itulah transaksi yang terjadi pada warung gaib. Tuhan memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk melakukan perdagangan dengan Tuhan. Tidak harus menunggu kaya bila seseorang berkeinginan untuk melakukan laku kebajikan. Karena belum tentu ketika seseorang sudah menjadi kaya akan timbul rasa peduli pada kaum duafa(fakir miskin). Apakah umur akan sampai ketika menunggu harus menjadi kaya. Maka saat kesempatan ada untuk berbuat maka lakukanlah dengan segera. 

Belanjalah di warung gaib walau hanya dengan sedikit uang sisa yang dimiliki. Karena bisa jadi nominal kecil bagi seseorang akan menjadi nilai besar bagi sipenerima.  Nilai uang itu tergantung dari seberapa manfaat dari uang tersebut. 

Biasanya kalau orang belanja maka akan mendapatkan sesuatu? Apakah kalau belanja pada warung gaib akan mendapatkan balasan dari Tuhan? Jangan khawatir berbelanja di warung gaib. Tuhan mestinya sudah menyiapkan balasan yang jauh lebih besar, lebih baik dari setiap pemberian manusia. Balasannya sebagian besar disimpan di akherat, sebagian kecil diberikan di dunia.

Balasan di akherat akan  diterima saat manusia sudah masuk ke alam akherat. Kebahagiaan akherat jauh lebih kekal dibanding dengan kenikmatan dunia. 

Sebagian kecil balasannnya diberikan Tuhan di alam dunia. Mungkin Tuhan akan membuat keluarganya menjadi lebih tenteram dan damai. Walaupun hanya memiliki kekayaan yang tidak seberapa, namun kehidupan keluarga terasa tentram damai sentosa. Jarang anggota keluarganya yang sakit, hubungan komunikasi dengan pasangan terasa indah, hubungan dengan keluarga dan tetangga terasa hangat dan lain sebagainya.  Itulah balasan yang mungkin Tuhan berikan saat manusia mau berbelanja di warung gaib. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun