Sungguh tidak kusangka bisa bertemu dengan orang nomor satu di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen. Berawal dari undangan Pak Agus (kakak ipar) untuk datang membantu memasak karena akan kedatangan "Ramane". Istilah ini biasa dipakai oleh orang kantor untuk menyebut Kepala Kantor sendiri.
Bapak Haji Ibnu Asaddudin sore itu datang ke rumah pak Agus  yang berdomisili di desa Logede Pejagoan Kebumen. Beliau datang ke sana hanya ditemani salah satu staffnya  dengan mengendarai mobil. Namun karena kondisi jalan setapak ke rumah Pak Agus tidak cukup untuk dilalui mobil, maka kendaraan diparkir di rumah tetangga sebelah.
Sebelum datang ke lokasi beliau meminta tuan rumah untuk mengirim lokasi tempat tinggal dengan google (sharelock). Maklum rumah tuan rumah berada di daerah dalam yang jauh dari jalan desa dan jalan setapak. Kondisi jalan setapak sebetulnya baik, namun tidak cukup untuk dilalui mobil. Biasanya mobil bisa masuk lebih dekat ke rumah tuan rumah lewat pelataran -pelataran rumah tetangga.
Agar tidak tersesat jalan tuan rumah menjemputnya di pertigaan jalan desa. Telepon genggamnya selalu on line agar sewaktu-waktu beliau menelpon dalam keadaan siap. Setelah bertemu di pertigaan jalan desa mobil beliau berjalan di belakang motor tuan rumah. Kurang lebih hanya membutuhkan waktu lima menit iring-iringan itu sampai rumah tuan rumah.
Aku pribadi belum pernah bertemu dan tahu tentang siapa beliau. Baru kali ini aku bertemu dengan orang nomor wahid di jajaran Kemenag Kabupaten Kebumen. Setelah ramah tamah kecil kami duduk di ruang tamu untuk persiapan buka bersama. Satu persatu anggota keluarga tuan rumah diperkenalkan kepada beliau.Â
Setelah perkenalan singkat waktu yang ditunggu-tunggu datang. Sirene dari mushola dekat rumah tuan rumah meraung keras tanda waktu berbuka puasa telah tiba. Kami pun berbuka puasa dengan hati riang. Kebetulan Pak Ibnu membawa kurma untuk berbuka  bersama. Beliau meminta kami untuk memakan kurma saat berbuka. Adalah sunat saat berbuka dengan memakan sesuatu yang manis, contohnya kurma, begitu imbuhnya.
Untuk berbuka tuan rumah telah menyediakan teh anget, air putih, es buah dan dengan kelapa ijo. Menu buka besarnya dengan nasi putih, tumis kangkung, rica mentok, sambal korek. Tak lupa sop kampung untuk mengantisipasi kalau ada yang tidak berkenan sayur kangkung. Kami berbuka dengan riang dan hati gembira bisa berbuka bersama dengan Pak Ibnu.
Sambil menikmati berbuka tak segan-segan beliau memuji citarasa masakan yang disajikan. Katanya masakannya enak dan jozz. Hanya saja beliau mengambil nasi sedikit karena belum terbiasa makan nasi.Â
Dulunya beliau makan bekatul untuk memenuhi kebutuhan karbohidratnya. Nah beberapa bulan terakhir ini beliau menyesuaikan dengan keadaan. Karena sering bersilaturrakhim maka beliau menyesuaikan makanan yang disajikan oleh tuan rumah.
Selesai acara berbuka dilanjutkan dengan mendirikan salat Magrib berjamaah. Kami melaksanakan salat berjamaah di teras. Pak Ibnu berlaku sebagai imam. Sambil menunggu waktu salat Isa kami bercengkerama santai di teras. Seluruh anggota keluarga berkumpul di teras sambil mendengarkan Pak Ibnu bercerita.Â
Suasana keakraban dan kedekatan sangat dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Beliau sangat bersahaja dan apa adanya. Semua keluarga Pak Agus disapa dan disebut dalam percakapan. Atmosfer kebersamaan benar-benar terbangun dengan baik. Tidak ada kesan atasan dan bawahan antara Pak Ibnu dengan Pak Agus. Namun demikian kami tetap saling menghormati satu sama lain. Kami tetap menggunakan bahasa "kromo" ketika matur memakai bahasa Jawa sebagai wujud hormat kami pada atasan.
Suara azan berkumandang dari mushola sebelah. Suaranya yang keras disambut suara azan dari mesjid dan mushola yang lain. Langit desa Logede bertabur suara azan memanggil umat Islam untuk mengerjakan salat. Kami pun bergantian untuk mengambil air wudlu. Melihat aku masih duduk santai dan yang lain sudah siap, aku pun ditegurnya untuk segera ambil air wudlu.
Semua anggota keluarga telah siap berdiri di emper untuk melaksanakan salat. Pak Ibnu mengimami salat Isa dan salat Tarawih berjamaah. Salut kepada beliau karena melaksanakan salat kobliah dan ba'diah. Sebelum salat Tarawih beliau sempat bertanya kepadaku menginginkan salat yang berapa. Ternyata belaiu mengambil salat Tarawih dua puluh rekaat ditambah salat witir tiga rekaat.
Sehabis salat tarawih wajah kami berpeluh. Mungkin karena kami begerak dan suasana agak panas yang menyebabkan kami berkeringat. Es buah di mangkok sangat menggoda untuk dinikmati. Apalagi kami merasa kegerahan. Rasanya cita rasa es buah sangat klop dengan suasana saat itu.
Di teras itu kami saling mengenal lebih dalam. Tak kusangka Pak Ibnu meminta nomor telepon kami untuk disimpan. Satu hal yang unik dari beliau adalah suka berfoto dan melihat-lihat foto. Maka kami sering terlibat dalam pengambilan foto dalam berbagai pose dan posisi. Hasil dari jepretan foto tadi dikirim ke nomorku dan juga nomor istriku.
Dalam percakapan beliau juga sering menyebut nama lawan bicara. Secara psikologis hal ini berpengaruh terhadap emosional lawan bicara. Orang yang diajak berkomunikasi merasa dihargai dan dihormati. Disamping itu beliau pun tak sungkan merangkul untuk diambil gambarnya. Sehingga orang yang dirangkul merasa dekat baik secara fisik maupun psikhis.Â
Anakku di panggil dan ditanya oleh beliau tentang berapa uang jajan yang biasa diberikan oleh ibunya. Anakku menjawab dengan jujur bahwa uang jajannya lima ribu. Terus beliau melanjutkan pertanyaan berikutnya, pernahkah anakku menerima uang jajan ratusan ribu. Anakku lagi-lagi menjawab tidak pernah. Saat itu belaiu merogoh sakunya dan mengeluarkan uang tiga ratus ribu untuk dibagikan kepada anakku dan anak Pak Agus. Alhamdulillah.
Mendekati pukul sepuluh malam Pak Ibnu pamit pulang. Kami mengantar beliau sampai ke tempat parkir mobil. Kami kembali ke rumah setelah mobil beliau hilang dibelokan gang. Kesan yang mendalam atas pribadi beliau yang semedulur kepada bawahan. Semoga ada kesempatan lain untuk bisa bertemu lagi.
Klik rekaman  di atas untuk melihat kunjungan beliau yang kami simpan di You Tube.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H