Namun terdapat faktor penting dari hal-hal teknis di atas yang memungkinkan seseorang menjadi pembaca yang baik. Ini berhubungan dengan aspek yang mendasari motivasi seseorang untuk membaca. Salah satu motivasi yang mendorong seseorang untuk membaca adalah menulis.
Menulis akan “memaksa’ seseorang memperoleh sumber tulisan dari bacaan. Oleh karena itu, menulis memerlukan pemahaman yang baik tentang isi bacaan yang berhubungan dengan topik yang akan dijadikan bahan tulisan. Ada beberapa alasan yang mendasari kegiatan membaca untuk kebutuhan menulis.
Pertama, Proses menulis melibatkan aktivitas kognisi, kegiatan mengingat, dan berpikir ulang tentang informasi atau pengetahuan yang sudah ada. Saat menulis kita akan mengumpulkan kembali sejumlah informasi yang tersimpan dalam memori dan menyusunnya menjadi sebuah tulisan. Sekali lagi, salah satu sumber informasi itu adalah sumber tekstual yang pernah dibaca.
Menulis menuntut seseorang untuk berusaha memahami berbagai informasi dari sebuah bacaan. Hal ini akan mendorongnya menguasai isi bacaan secara maksimal. Kita akan berupaya mengurangi zoning out saat membaca untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam.
Kedua, Membaca–untuk memenuhi kebutuhan menulis–akan memaksa kita menghubungkan ide-ide yang berbeda dan membangun pemahaman yang lebih dalam tentang isi bacaan. Ini berarti bahwa saat membaca kita dituntut untuk membangun koneksi antara ide yang satu dengan yang lain.
Secara intrinsik, kita akan berusaha menghubungkan ide-ide yang berbeda dalam sebuah tulisan. Dalam karya fiksi, khususnya, kita akan berupaya memahami hubungan tokoh yang satu dengan yang lain, latar tempat dan waktu, pesan, maupun sudut pandang cerita.
Secara ekstrinsik kita juga akan berupaya membangun koneksi isi sebuah bacaan dengan bacaan lain yang pernah dibaca. Termasuk koneksi dengan pengalaman hidup pribadi atau situasi yang tengah dan pernah kita hadapi. Koneksi itu juga dapat meliputi harapan, cita-cita, tujuan hidup, atau mungkin tentang ketidakpastian masa depan kita masing-masing.
Membangun koneksi sebuah bacaan yang dibaca dengan aspek intrinsik dan ekstrinsik, akan membantu kita memahami bacaan secara kritis. Dengan begitu, kita akan dapat membangun sudut pandang yang tepat saat menulis. Hal ini akan mempengaruhi kecenderungan kita membaca dengan serius.
Membaca bukan sekadar melihat rangkaian kata di atas kertas atau layar. Membaca adalah sebuah perjalanan yang mengajak kita untuk masuk ke dalam dunia baru, berinteraksi dengan karakter, dan memahami perspektif yang berbeda. Membangun koneksi saat membaca adalah kunci untuk menikmati pengalaman membaca yang lebih mendalam dan bermakna.
Ketiga, menuliskan kembali materi bacaan, secara tidak langsung, menguji pemahaman kita tentang isi bacaan. Di satu sisi, membaca akan memberikan bahan baku untuk menulis. Di sisi lain, saat menulis, pengalaman tentang isi bacaan menjadi sumber inspirasi untuk mengembangkan ide atau gagasan yang ada.
Menggabungkan menulis dan membaca akan menjadi pendekatan yang efektif untuk meningkatkan fokus saat membaca. Hal ini dapat dipahami mengingat membaca merupakan kebutuhan utama dalam menulis. Ini akan menjadi daya dorong seseorang untuk menghalau zoning out saat membaca. Dengan begitu, kita akan mengerahkan kemampuan visual, menggunakan kemampuan menangkap makna informasi, mengolah pesan-pesan dalam bacaan, hingga menghasilkan sebuah tulisan.