Dikutip dari Wikipedia dan berbagai sumber, takut (ketakutan)--dalam istilah lain dikenal dengan kecabaran atau kekecutan--adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup paling mendasar. Respon rasa takut biasanya ditandai sebagai akibat adanya sebuah rangsangan dalam bentuk rasa sakit atau potensi bahaya.
Para psikolog sebagian besar sepakat bahwa takut adalah salah satu bentuk emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.
Sebagai mekanisme untuk bertahan hidup, rasa takut membuat seseorang waspada dan berusaha mengantisipasi risiko tertentu. Ini merupakan sisi positif atas keberadaan rasa takut.
Seorang individu akan menjadi penuh pertimbangan untuk membuat sebuah keputusan. Ketakutan mendorong kita untuk mempertimbangkan akibat baik dan buruk dari keputusan yang ditentukan dan tindakan yang diambil.
Jika Nietzsche berkata hidup adalah kehendak, saya tentu boleh mengatakan hidup adalah rasa takut.
Namun apa jadinya, jika rasa takut berlebihan mengendalikan diri seseorang? Ya. Dalam banyak kasus, beberapa orang mengalami ketakutan berlebihan terhadap sesuatu. Dalam ilmu psikologi ketakutan semacam ini dikenal dengan istilah fobia.
Suhendri (2016), dalam bukunya "Phobia? No Way...! Kenali Berbagai Jenis Phobia & Cara Mengatasinya", mendefinisikan fobia sebagai ketakutan irasional terhadap hal-hal tertentu. Fobia tergolong gangguan psikologis. Para pengidap fobia biasanya melihat sesuatu yang tidak berbahaya sebagai sesuatu yang menakutkan.
Pengertian fobia di atas tidak jauh berbeda dengan kutipan dari laman diariofemenino.com, Fobia dipandang sebagai "...salah satu jenis gangguan kecemasan dimana orang yang mengidapnya mungkin mengalami ketakutan yang besar atau ketakutan yang tidak rasional terhadap hal, objek, atau situasi yang sebenarnya tidak berbahaya."
Berdasarkan pengertian di atas, fobia dapat dijelaskan sebagai rasa takut yang ditandai dengan ketakutan tidak wajar. Mereka takut pada objek yang pada umumnya tidak mengancam keselamatan.
Sebagai ilustrasi, setiap orang takut kepada binatang buas, takut pada penjahat, atau takut pada bencana. Ketakutan ini tergolong sebagai sesuatu yang wajar. Namun dalam beberapa kasus, orang mengalami ketakutan pada makanan tertentu, takut pada kecoa, atau sejumlah orang lainnya takut pada darah.
Paman saya sendiri takut pada jenazah, bahkan benda-benda yang berhubungan dengan jenazah, seperti, kain kafan, keranda, atau kain yang pernah digunakan untuk menyelimuti jenazah.