Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

16 Tahun Kompasiana, Pemenuhan Kebutuhan Aktualisasi Diri

7 Oktober 2024   11:48 Diperbarui: 7 Oktober 2024   11:54 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo dan Slogan Kompasiana (Sumber Kompas.id)

Kompasiana sudah memasuki usia 16 tahun. Dalam masa tumbuh dan berkembang, usia 16 tahun kerap dikaitkan dengan perkembangan individu yang berada dalam masa transisi, masa pencarian jati diri, dan masa pemberontakan. Jika dikaitkan dengan platform Kompasiana, metafora ini membawa sejumlah makna yang menarik.

Angka "16" dalam konteks ini bukanlah sekadar angka tahun, melainkan simbol dari sebuah perjalanan panjang, pertumbuhan, dan kematangan. Usia 16 tahun selalu diidentikkan dengan masa remaja, sebuah periode di mana seseorang mengalami banyak perubahan fisik, emosional, dan intelektual. 

Demikian pula dengan Kompasiana, di usia 16 tahun ini, platform ini telah mengalami banyak transformasi, dari sekadar wadah berbagi tulisan menjadi media yang lebih dinamis dan beragam.

Sama seperti remaja yang sedang mencari jati dirinya, Kompasiana pun terus berevolusi untuk menemukan posisi yang tepat di tengah banjirnya medium informasi digital. 

Menariknya sampai pada titik ini Kompasiana memiliki energi dan kemampuan untuk bertahan di tengah lanskap digital dengan media sosial yang terus berkembang pesat.

Usia 16 tahun adalah usia di mana seseorang masih memiliki banyak potensi untuk berkembang. Begitu pula dengan Kompasiana, di usianya sekarang platform ini masih memiliki banyak potensi untuk tumbuh dan berkembang menjadi platform yang kian besar dan makin berkualitas. 

Kompasiana sebagai platform dan komunitas

Saat mulai mengambil bagian dari kompasiana awal Januari 2022 sebagian besar waktu luang saya banyak berakhir di ruang besar ini. Entah menulis, membaca, mencantumkan vote, atau meninggalkan komentar pada artikel teman-teman kompasianer. Dua tahun bergabung dengan kompasiana memberikan banyak hal.

Bagi saya, setidaknya, seperti kompasianer pada umumnya, platform ini merupakan ruang perpustakaan raksasa yang memberikan banyak informasi dan pengetahuan. Pada saat yang sama, Kompasiana memberikan kesempatan kepada saya untuk mengekspresikan diri melalui tulisan.

Lebih dari itu, Kompasiana bukan sekadar platform, tetapi juga sebuah komunitas besar. Dalam komunitas besar itu, secara internal, Kompasiana menyediakan ruang bagi setiap member untuk membentuk sub komunitas atau grup yang dapat mewadahi anggota sesuai dengan latar belakang profesi, minat, budaya, dan berbagai kecenderungan lainnya. 

Grup-grup itu menjadi semacam panggung kolaborasi dan ruang interaksi anggota melalui event online maupun offline yang mereka lakukan. Hal ini membuat hubungan antar anggota menjadi lebih lekat, berkualitas, dan saling menginspirasi. 

Secara eksternal, Kompasianer memanfaatkan berbagai platform media sosial sebagai wadah untuk membangun jaringan dan komunitas. Di dalamnya anggota komunitas berbagi artikel atau sekadar berinteraksi dengan sesama anggota. Kompasiana memberikan kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama sebagai sebuah komunitas. 

Ruang aktualisasi diri

Kompasiana tidak sebatas sebagai ruang untuk berbagi, tetapi juga menjadi tempat untuk berkontribusi bagi masyarakat. Banyak tulisan di Kompasiana yang menginspirasi, mendidik, dan memberikan informasi yang bermanfaat. Ini menunjukkan bahwa Kompasiana menjadi media yang sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.

Dalam teori Maslow kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan paling ultim atau kebutuhan tertinggi dalam hierarki kebutuhan manusia. 

Di bawah kebutuhan aktualisasi diri ada kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan yang berada pada lapisan dasar. Ini mencakup kebutuhan makan, makanan, air, udara, tempat tinggal, pakaian, dan kecenderungan seksual.

Di atas kebutuhan dasar, ada kebutuhan keamanan sebagai kebutuhan pada hierarkhi kedua. Kebutuhan ini mencakup keamanan fisik, ketertiban dan stabilitas, rutinitas, keakraban, dan kontrol atas kehidupan dan lingkungan seseorang.

Pada lapisan ketiga seseorang dihadapkan kepada kebutuhan sosial. Kebutuhan ini mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial dimana individu memerlukan rasa cinta, kasih sayang, kepemilikan, dan penerimaan dari orang lain.

Selanjutnya ada kebutuhan ego yang menempati lapisan keempat. Kebutuhan ini mencitrakan keinginan individu yang lebih berfokus pada mendapatkan reputasi, prestise dan status yang lebih baik dari siapapun yang melihatnya. Kebutuhan ego cenderung membuat seseorang merasa superior.

Akhirnya, kebutuhan aktualisasi diri merupakan lapisan kelima dan tertinggi. Kebutuhan ini merujuk pada keinginan manusia untuk mengembangkan potensi diri secara maksimal dan merupakan pencapaian tertinggi dalam hierarki tersebut.

Bagi Maslow, aktualisasi diri adalah kemampuan individu untuk mencapai potensi tertinggi mereka. Kebutuhan aktualisasi diri, dengan demikian, mengacu kepada individu yang telah mampu mereduksi kebutuhan ego. Hal ini ditandai dengan upaya seseorang untuk mengembangkan diri dan menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

Kompasiana merupakan ruang yang memungkinkan seseorang untuk mencapai kebutuhan aktualisasi diri. Siapakah yang mampu menatap laptop atau gawai sekadar untuk menghasilkan tulisan selama berjam-jam selain orang-orang yang ditakdirkan untuk aktif merenung, berpikir, dan menghayati kehidupan ini? Mereka adalah orang yang selalu berusaha merefleksi dan mengambil pelajaran dari pengalaman hidup lalu menuangkannya secara tertulis. Kompasiana adalah tempat berkumpulnya orang-orang itu. 

Orang-orang yang bertahan dalam lingkaran Kompasiana merupakan individu yang telah mampu melepaskan sisi egoisme. Mereka yang secara konsisten menghasilkan karya di Kompasiana merupakan orang-orang yang sudah selesai dengan kebutuhan egonya. Mereka bukan pencari popularitas atau pengais kebutuhan peripheral yang bersifat instan. Kompasiana tidak menjanjikan keuntungan material. Oleh karena itu, saya lebih senang menyebut Kompasiana sebagai ruang untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. 

Selamat ulang tahun ke 16 Kompasiana. 

Lombok Timur, 07 Oktober 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun