Siang itu, Sabtu, 21 September 2024, sebagian langit berkabut. Sebagian lagi menunjukkan warna biru pada lengkungnya. Di bawah lengkung langit tampak bukit Pergasingan memanjang dari timur ke barat. Segumpal kabut melayang di pundak bukit. Punggung gundukan tanah setinggi 1.670 mdpl itu terlihat membentuk sejumlah lekukan membujur hingga ke puncak.
Tampak dari kejauhan punggung bukit cadas itu dibalut tanaman rumput atau mungkin ilalang dengan warna hijau agak kekuningan akibat tempaan panas musim kemarau. Sebagian lagi ditumbuhi pepohonan hijau terutama di sisi lereng bukit.
Di belahan lain, ada Bukit Nanggi, Bukit Selong, Bukit Anak Dara, Bukit Daun Daun, dan bukit lainnya. Melihat bukit-bukit itu imajinasi saya seolah menyaksikan hewan purba berukuran sangat besar yang tengah tertidur pulas menikmati kemalasan akibat kekenyangan. Bukit-bukit itu sekaligus menggambarkan ketenangan dan kedamaian alam yang sesungguhnya--sebuah kondisi paling natural sebelum alam dijamah manusia.
Keindahan lain berupa petak sawah di kaki bukit yang menghampar sampai ke batas pemukiman warga. Petak sawah itu seperti kepingan-kepingan puzzle geometris yang telah disusun tetapi tidak memberikan gambar apapun kecuali dominasi kepingan warna hijau dan beberapa kepingan warna coklat.
Begitulah kira-kira deskripsi pemandangan alam yang selalu menimbulkan pesona di desa wisata Sembalun Lawang dan sekitarnya yang terletak di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, siang itu.
Keindahan alamnya membuat Sembalun kerap disebut serpihan surga oleh banyak orang. Ada banyak daya tarik wisata alam yang dapat dinikmati di tempat ini.
Dari Mataram, Ibukota NTB, perjalanan ke Sembalun membutuhkan jarak tempuh dapat mencapai sekitar 80 km jika memilih jalur Mataram-Selong, Lombok Timur. Dari Mataram perjalanan menuju Sembalun ke arah Timur.
Di perempatan Masbagik, perjalanan dapat diteruskan menuju jurusan Aikmel. Di perempatan Aikmel, jalur menuju Suela menjadi jalur terdekat yang paling memungkinkan untuk sampai Sembalun. Jalan ini merupakan jalur yang melalui Pusuk Sembalun, juga salah satu destinasi wisata. Disebut pusuk karena tempat itu berada pada titik tertinggi jalan menuju Sembalun.
Kondisi jalan melalui Pusuk Sembalun tergolong bagus. Hanya saja jalan itu memiliki tanjakan dan belokan yang cukup berbahaya. Hal ini membutuhkan kehati-hatian. Mesin kendaraan juga harus dipastikan prima. Hal terpenting adalah keandalan rem kendaraan harus stabil dan paten mengingat kondisi jalan yang cukup menantang.
Pusuk Sembalun merupakan bagian dari daerah wisata Taman Nasional Gunung Rinjani. Tempat ini berada pada ketinggian sekitar 1.300 mdpl. Dari ketinggian ini pengendara sudah dapat menyaksikan keindahan lembah Sembalun yang terhampar di sisi utara Pusuk. Lembah itu terletak di antara bukit Nanggi dan Bukit Daun Daun. Lembah itu juga menjadi salah satu obyek wisata berbasis agrikultur yang dikenal dengan “Kedai Sawah Sembalun“.