Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Comfort Zone, Area Nyaman yang Harus Ditinggalkan Guru

26 Agustus 2024   11:14 Diperbarui: 26 Agustus 2024   11:22 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru mengajar (Sumber SHUTTERSTOCK/MASROB via Kompas) 

Sebuah nomor baru menghubungi saya beberapa kali pagi itu. Saya tidak menjawab panggilannya karena handphone memang saya setting dalam keadaan bisu. Saya baru tahu setelah membuka handphone. 

Saat mengetahui panggilan tersebut saya jadi ingat ketika saya juga kerap mengalami hal yang sama ketika menghubungi seseorang. Betapa tidak menyenangkannya saat dalam situasi penting kita tidak dapat menghubungi seseorang. 

Perasaan itu mendorong saya menghubunginya. Saya mencoba memanggil balik pemilik nomor yang bersangkutan. Dalam satu sampai dua tarikan napas dia menerima panggilan saya. Seorang perempuan mengucapkan salam dan menyebutkan namanya. Ya, saya ingat nama itu. Kami kerap bertemu kalau saya berkunjung ke sekolahnya. Kepala sekolahnya merupakan teman dekat saya. 

"Apa kabar?" saya bertanya membuka percakapan basa-basi sebagai bentuk keakraban.

"Alhamdulillah. Baik, Pak."

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Ini, Pak. Saya kan ada undangan untuk mengikuti PPG."

Dengan menyebut PPG saya mengerti bahwa itu Pendidikan Profesi Guru--sebuah proses pendidikan profesi yang harus dijalani guru untuk mendapatkan sertifikat pendidik.

"Wah selamat, ya," saya memberikan apresiasi. "Terus? Apa yang bisa saya bantu?" saya mengulang pertanyaan sebelumnya. 

"Itu dia Pak. Saya perlu bantuan untuk menyelesaikan tugas-tugas PPG itu. Sama siapa lagi saya harus minta tolong. Pokoknya berapapun biayanya saya siap Pak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun