Sebuah permakluman menggema dari pengeras suara, “Makan pagi akan segera dimulai.”
Suara 𝖎𝖙𝖚 membuat sejumlah siswa bergegas menuju teras ruang kelas. Tangan-tangan kecilnya menenteng tas plastik berisi bungkusan 𝖓𝖆𝖘𝖎. Beberapa siswa tampak membawa tupperware. Sebagian terlihat tergopoh berlari kecil menuju penjual nasi di sudut halaman sekolah.
Beberapa menit berlalu anak-anak sudah duduk berhadapan di teras. Bagian depan ruang kelas itu menjadi tempat makan pagi bersama agar siswa dapat duduk berhadap-hadapan.
Satu dua orang tampak tidak bergabung dengan teman-temannya. Rupanya mereka tidak membawa bekal. Mereka mengaku sudah sarapan di rumah.
Sebelum makan salah seorang siswa memimpin doa. Setelah itu anak-anak itu mulai menyantap makanannya. Sesuap demi sesuap nasi itu masuk ke mulut mereka.
Dari pengeras suara guru mengingatkan berkali-kali agar siswa tidak menyisakan makanannya. Mereka juga diingatkan agar makan dengan hati-hati agar nasinya tidak berceceran.
Guru lainnya berkeliling mengontrol agar siswa tidak membuat remah di lantai teras. Saat makan sedapat mungkin anak-anak diupayakan tidak menyisakan nasi apalagi meninggalkan remah yang membuat nasi itu sia-sia.
Sarapan bersama pagi itu untuk ke sekian harinya sudah berjalan. Makan bersama menjadi instrumen pembiasaan sarapan kepada siswa. Ini dilakukan dengan asumsi bahwa makan bersama membuat anak-anak makan lebih bergairah. Banyak di antara mereka tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Perut keroncongan dapat mengganggu fokus belajar siswa jika sudah mulai siang.
Walaupun diberikan uang saku saat ke sekolah mereka cenderung membeli makanan ringan kemasan pabrik, pentol, atau es krim saat pagi.
Satu dua orang siswa pernah mengalami mual dan muntah-muntah di sekolah setelah mereka membeli dan makan es krim dari pedagang keliling. Bisa jadi ini dialami siswa karena lambung mereka sensitif terhadap makanan dingin. Respon sistem pencernaan atas suhu yang berbeda dari es krim yang dimakan dapat mempengaruhi kinerja lambung dan membuat perut mulas dan mual.