Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Saya (Pernah) Hobi Membaca

21 Juli 2024   11:03 Diperbarui: 21 Juli 2024   16:40 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak sedang membaca (Sumber Freepik Via Kompas)

Pada cerita lainnya, saya menemukan kisah kehidupan seorang bocahbersama orang tuanya dalam kemiskinan di kota besar yang penuh dengan kekejaman. Atau kisah seorang anak yang hidup sebatang kara dan tinggal di kolong langit tanpa rumah. Kisah-kisah haru seperti itu kerap membuat saya menitikkan air mata sendiri. Kisah-kisah pilu itu setidaknya dapat membangun empati kepada penderitaan sesama.

Banyak literatur menjelaskan bagaimana dahsyatnya dampak membaca dalam kehidupan seseorang. Septiaji dan Nisya (2023:8) mengklaim bahwa membaca cerita-cerita fiktif dipercaya dapat merangsang imajinasi dan mengasah kreativitas. Melalui membaca, secara umum, seseorang dapat memasuki dunia imajiner dan membantu meningkatkan keterampilan bahasa, memperkaya perbendaharaan kata, meningkatkan penguasaan tata bahasa, dan struiktur kalimat. 

Lebih dari itu, membaca dapat membantu seseorang memahami persepektif, budaya, dan pengalaman hidup orang lain. Membaca dengan demikian dapat menumbuhkan sikap bijaksana dalam menanggapi sebuah persoalan. 

Menjelajah dunia media sosial saat ini menunjukkan bahwa sebagian pengguna kerap menanggapi isu-isu yang berkembang tanpa disertai sikap bijaksana. Sebuah vidio Tiktok menayangkan seorang tokoh berpesan agar hidup tidak teralu banyak tidur. Seseorang menulis di kolom komentar, "Jangan pindah partai melulu Pak." Rupanya tokoh dalam video tersebut suka pindah partai. 

Pertanyaannya, apa hubungannya pesan jangan banyak tidur dengan pindah partai? Bisa jadi komentar dalam video di atas hanya salah satu contoh bagaimana argumentum adhominem itu bekerja dalam pikiran seseorang. Sebuah upaya menyerang seseorang dalam suatu diskusi dengan mengabaikan substansi pembicaraan. Hal ini bisa jadi karena kurangnya budaya baca sebagai sarana untuk belajar menjadi lebih bijaksana.

Lombok Timur, 21 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun