Seorang penulis (setidaknya seseorang yang suka menulis) biasanya cenderung menjadi pendengar yang baik. Tidak saja karena hendak menghargai seseorang yang berbicara. Namun, dia akan berusaha memahami pembicaraan orang lain karena bisa jadi ada sumber inspirasi dalam setiap kata yang diucapkan lawan bicara.
Di samping sebagai pendengar yang baik, mereka juga pembaca yang baik. Menjadi pembaca yang baik memungkinkan seseorang dapat memahami isi bacaan. Mereka akan berupaya kemampuan literasinya untuk memahami substansi bacaan. Mereka juga umumnya rajin membaca. Mendengar dan membaca merupakan dua aktivitas yang menjadi sumber tulisan.
Tulisan sebagai hasil pengamatan mengharuskan seorang penulis menjadi pengamat yang teliti. Dia akan mengerahkan semua alat indranya melakukan pengamatan agar setiap detail informasi yang disampaikan melalui tulisan dapat disajikan secara cermat dan akurat.
Memiliki imajinasi yang kuat
Imajinasi kerap dihubungkan dengan penulisan karya tulis bergenre sastra (puisi dan fiksi). Padahal hampir semua tulisan, bahkan karya tulis ilmiah, selalu melibatkan kekuatan imajinasi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa saat menulis Anda memerlukan kekuatan imajinasi untuk merangkai kata, menyusun kalimat, dan membangun sebuah paragraf menjadi sebuah bacaan. Sama halnya, ketika Anda jatuh cinta kepada seseorang, Anda akan mengandalkan imajinasi untuk menyusun strategi bagaimana menundukkan hatinya.
Malam ini saya menyelesaikan artikel sederhana ini juga tidak dapat melepaskan diri dari proses imajinasi.
Maka saya berani menjamin bahwa Anda adalah orang yang beruntung memilih jalan sebagai penulis (setidaknya suka menulis)
Lombok Timur, 06 Juni 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H