Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mengenal Pedasnya Sate Bulayak dari Lombok

28 Mei 2024   21:02 Diperbarui: 2 Juni 2024   09:23 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sate bulayak (Sumber Indonesia Raya)

Daun enau sebagai pembungkus bulayak digulung secara spiral dan dibentuk menyerupai silinder, tabung. Di dalamnya kemudian dimasukkan beras. Ujung gulungan itu direkatkan dengan lidi agar beras tidak keluar. Agar lebih kuat bulayak itu diikat lagi secara memanjang dengan tali dari bambu atau pelepah pisang yang telah kering. Bulayak mentah itu kemudian dimasak sebagaimana memasak lontong atau ketupat.

Bulayak berdasarkan kutipan dari laman Lombok Barat berarti memutar. Ini karena bulayak dibuka dengan cara diputar untuk melepaskan pembungkus daun enau.

Bulayak memiliki tekstur lembut dan terasa gurih. Bisa jadi dipengaruhi oleh penggunaan daun enau sebagai pembungkusnya. Baunya lebih harum dibandingkan lontong atau ketupat.

Bulayak disajikan dengan sate yang terbuat dari daging sapi, daging ayam, kambing, atau jeroan. Seperti pembuatan sate pada umumnya, bahan daging tersebut dipotong kecil-kecil lalu dirangkai dengan tusukan dari bambu dan tentu saja dibakar.

Ciri khas sate bulayak terletak pada bumbunya. Bahannya terbuat dari kacang tanah yang dibuat menjadi saus sate. Kacangnya disangrai, ditumbuk, lalu direbus bersama santan. Bumbu lainnya terdiri dari ketumbar, jintan, bawang, dan cabai. 

Rasa pedas pada bumbu sate bulayak merupakan rasa paling dominan. Jika kebetulan Kompasianer berkunjung ke Lombok dan berniat mencicipi sate bulayak, siapkan tisu untuk menyeka ingus dan air mata karena gigitan rasa pedas.

Sate bulayak banyak ditemukan pada pusat-pusat wisata di daerah Lombok Barat, seperti, Suranadi, Sesaot, dan Kerandangan. Biasanya penjualan kuliner ini dekat dengan daerah yang memiliki banyak pohon enau. Di Lombok Timur, misalnya, warung sate bulayak mulai muncul di sekitar hutan wisata Joben yang dikenal memiliki banyak pohon aren.

Lombok Timur, 28 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun