Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rumah Adat Limbungan, Terjepit dalam Keangkuhan Modernitas

14 April 2024   22:48 Diperbarui: 15 April 2024   09:37 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah adat Limbungan saat ini telah dikepung oleh bangunan rumah modern. Di sekeliling rumah adat telah tumbuh pemukiman lain yang dominasi oleh bangunan beton dan bertingkat. Rumah adat Limbungan sekilas seperti sebatang flora yang tak terawat. Jika dibiarkan lambat laun flora itu akan tunduk di bawah kekuatan modernitas yang jumawa.

Fakta tersebut menunjukkan keberadaan rumah adat Limbungan secara perlahan terus menerus terdesak oleh modernitas. Jika anak-anak muda setempat sudah tidak lagi tinggal di rumah adat, lambat laun kearifan lokal itu akan terhapus dan hilang dari sejarah.

Rumah adat Limbungan sejauh ini memang tidak sepopuler desa adat lain, seperti, Desa Sade dan Desa Ende di Lombok Tengah. Namun dalam terjangan badai kemajuan modern, rumah adat Limbungan masing bertahan walaupun terlihat ringkih. 

Saya tidak memiliki kelimuan dalam dunia pariwisata. Akan tetapi bukan tidak mungkin tempat ini akan menjadi pusat wisata yang menarik apabila di kelola dengan baik. Tentu saja harus dimulai dari anak-anak muda setempat. Sayangnya sebagian besar anak-anak muda itu hanya memiliki kemampuan sebagai pekerja migran ke Malaysia. Pulang dari rantauan anak-anak itu meninggalkan cangkang dasarnya dan memilih tinggal di cangkang lain di luar kompleks rumah adat.

Lombok Timur, 14 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun