Rumah adat Limbungan saat ini telah dikepung oleh bangunan rumah modern. Di sekeliling rumah adat telah tumbuh pemukiman lain yang dominasi oleh bangunan beton dan bertingkat. Rumah adat Limbungan sekilas seperti sebatang flora yang tak terawat. Jika dibiarkan lambat laun flora itu akan tunduk di bawah kekuatan modernitas yang jumawa.
Fakta tersebut menunjukkan keberadaan rumah adat Limbungan secara perlahan terus menerus terdesak oleh modernitas. Jika anak-anak muda setempat sudah tidak lagi tinggal di rumah adat, lambat laun kearifan lokal itu akan terhapus dan hilang dari sejarah.
Rumah adat Limbungan sejauh ini memang tidak sepopuler desa adat lain, seperti, Desa Sade dan Desa Ende di Lombok Tengah. Namun dalam terjangan badai kemajuan modern, rumah adat Limbungan masing bertahan walaupun terlihat ringkih.
Saya tidak memiliki kelimuan dalam dunia pariwisata. Akan tetapi bukan tidak mungkin tempat ini akan menjadi pusat wisata yang menarik apabila di kelola dengan baik. Tentu saja harus dimulai dari anak-anak muda setempat. Sayangnya sebagian besar anak-anak muda itu hanya memiliki kemampuan sebagai pekerja migran ke Malaysia. Pulang dari rantauan anak-anak itu meninggalkan cangkang dasarnya dan memilih tinggal di cangkang lain di luar kompleks rumah adat.
Lombok Timur, 14 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H