Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (Catatan 2)

5 April 2024   13:07 Diperbarui: 6 April 2024   23:46 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembelajaran di Kelas (Sumber KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Rabu, 20 Maret 2024 merupakan jadwal observasi pembelajaran di kelas 4 SDN 1 Embung Kandong dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Materinya tentang kebutuhan manusia.

Saya memasuki ruang kelas dan mengambil tempat duduk di sisi belakang. Untuk menghindari suasana kaku saya berusaha tidak mengarahkan pandangan saya kepada guru yang sedang mengajar. Ini untuk menghindari sikap kurang nyaman guru yang bersangkutan.

Sebagaimana ritual pembelajaran pada umumnya, guru mulai dengan melontarkan salam dan sapaan kepada siswa. Tindakan ini sederhana namun setidaknya dapat menggambarkan bahwa hari itu guru datang dengan perasaan gembira dan riang. Tindakan ini juga dapat menunjukkan sisi keramahan dan kehangatan sebagai bagian penting untuk memulai pembelajaran. 

Kita sepakat guru juga manusia. Ada saat dimana mereka juga dihadapkan pada permasalahan pribadi yang membuat mereka tertekan, kesal, atau kecewa. Kondisi ini tidak jarang terbawa ke sekolah. Sebagai seorang profesional guru setidaknya dapat mereduksi permasalahan pribadinya dan membuktikan bahwa dirinya dalam keadaan baik-baik saja dengan menunjukkan sikap penuh keramahan di awal pembelajaran.

Masih di awal pembelajaran guru melakukan pemeriksaan kehadiran siswa. Dengan daftar hadir di tangan, guru memanggil siswa satu persatu untuk memastikan kehadiran mereka. Cara ini terlihat sederhana tetapi dapat menciptakan hubungan positif antara guru dan peserta didik

Melakukan pemeriksaan siswa dengan menyebutkan nama satu persatu merupakan upaya membangun hubungan yang lebih dekat antara guru dan peserta didik. Peserta didik, di satu pihak  akan merasa mendapatkan perhatian dari guru. Pada saat yang sama, di pihak lain, akan membuat guru dapat lebih mengenal nama-nama siswa dan merasa lebih akrab.

Kegiatan lain yang dilakukan guru di awal pembelajaran adalah mengajak peserta didik bernyanyi. Saya berasumsi bahwa menyanyi dimanfaatkan sebagai metode untuk menanggalkan beban psikologis peserta didik di awal pembelajaran. Menyanyi menjadi sebuah upaya memecah kebekuan pikiran warga kelas yang secara niscaya kehadiran mereka di kelas bisa saja membawa perasaan yang beragam. Mereka bisa datang dengan penuh semangat atau sedang dalam keadaan tidak nyaman.

Setelah menyanyi pembelajaran mulai masuk ke tahap transisi menuju langkah pembelajaran inti. Pada tahap ini guru menyampaikan informasi umum tentang materi pembelajaran.

Dengan menggunakan metode tanya jawab, guru berusaha untuk menggali pemahaman awal siswa tentang topik atau materi pembelajaran yang berhubungan dengan kebutuhan manusia. Berdasarkan tanya jawab tersebut, guru lalu menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai di akhir proses pembelajaran.

Memasuki kegiatan ini, dengan menggunakan menayangkan slide, guru menjelaskan tentang macam-macam kebutuhan manusia (kebutuhan primer, sekunder, dan tersier). Dengan kombinasi metode ceramah dan tanya jawab guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan berpendapat tentang materi pembelajaran.

Untuk memberi warna dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode lain yaitu pengamatan. Siswa diminta mengamati sejumlah kartu yang berisi gambar tentang kebutuhan manusia. Satu persatu kartu tersebut ditunjukkan kepada siswa. Setiap kali kartu ditunjukkan guru meminta siswa menyebutkan nama gambar dan jenis kebutuhan sesuai gambar.

Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dilakukan dalam kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anggota. LKPD tersebut berupa gambar kebutuhan manusia. Setiap kelompok melakukan diskusi dan menyelesaikan tugas. Dalam LKPD tersebut setiap kelompok ditugaskan menghubungkan gambar dan jenis kebutuhan yang sesuai dengan membuat sebuah garis.

Masih menggunakan kartu gambar kebutuhan manusia, guru berupaya memperkuat pemahaman peserta didik tentang kebutuhan manusia. Hal ini dilakukan dengan melakukan permainan.

Guru menyiapkan kartu yang berisi berbagai kebutuhan manusia dan menyiapkan tabel jenis kebutuhan manusia. Permainan ini dilakukan secara berkelompok. Setiap anggota kelompok mengambil salah satu kartu dengan cara melompat ke dekat kartu yang telah disiapkan. Siswa menempelkan kartu tersebut pada kolom tabel yang telah disiapkan di papan tulis. Di akhir kegiatan guru memberikan penguatan dan membuat kesimpulan bersama peserta didik.

Secara keseluruhan guru telah berusaha melakukan pembelajaran berdiferensiasi pada aspek proses. Guru, dalam proses pembelajaran, telah berupaya memaksimal tingkat keterlibatan peserta didik. Hal ini ditandai dengan proses pembelajaran yang menggunakan metode yang bervariasi. Dalam proses pembelajaran tersebut ada tanya jawab, diskusi yang diikuti dengan presentasi di depan kelas, serta metode permainan. 

Catatan

Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa catatan yang perlu ditindaklanjuti dari proses pembelajaran tersebut. 

Pertama, pada langkah awal pembelajaran pertanyaan yang diajukan guru kurang memantik siswa untuk berpikir. 

"Apa itu kebutuhan?" 

Rumusan pertanyaan tersebut di atas bersifat tekstual dan membutuhkan jawaban bersifat teoritis. Hal ini membuat peserta didik gagap memberikan jawaban yang diharapkan.

Pertanyaan akan lebih efektif jika pertanyaan-pertanyaan pemantik menggunakan pertanyaan kontekstual dan praktis yang dapat menghubungkan pemahaman awal peserta didik tentang kebutuhan manusia.

Guru dapat mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan kebutuhan pangan, misalnya:

"Apa yang dibutuhkan sebelum berangkat ke sekolah agar memiliki tenaga?"
"Apakah kalian membawa uang jajan?"
"Mengapa kalian memerlukan jajan di sekolah?"

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan cukup memantik karena berhubungan dengan pengalaman awal peserta didik. Pemahaman ini akan membawa peserta didik kepada pemahaman tentang materi pembelajaran, dalam hal ini, kebutuhan manusia.

Guru dapat mengembangkan pertanyaan lain yang berhubungan dengan kebutuhan sandang dan papan, misalnya, 

"Apa saja yang kalian kenakan saat pergi ke sekolah?"
"Apakah kita juga mengenakannya saat di rumah?"
"Apakah pakaian ke sekolah dan di rumah sama?"
"Dari mana kalian berangkat ke sekolah?"
"Ke mana kita pulang setelah usai sekolah?"
"Di mana kita istirahat?"

Pertanyaan di atas merupakan pertanyaan faktual karena berhubungan langsung dengan pengalaman empiris dan bersifat kontekstual. Hal ini akan membantu peserta didik memahami konsep kebutuhan manusia yang dipelajari.

Kedua, saat memberikan pemahaman tentang jenis kegiatan ekonomi, guru hanya menjelaskan materi yang terbatas pada pengertian tentang kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.

Dalam konteks pembelajaran yang lebih bermakna, guru sebaiknya mengemas materi pembelajaran menjadi lebih luas dan mendalam. Pengalaman peserta didik yang begitu banyak dapat dijadikan landasan untuk mengembangkan konsep kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

Untuk memahami jenis kegiatan ekonomi akibat upaya pemenuhan kebutuhan manusia, misalnya, guru dapat meminta peserta didik mengamati dan membuat daftar berbagai kegiatan yang dilakukan di masyarakat sekitar. Hal ini akan dapat menggiring peserta didik untuk memahami jenis kegiatan ekonomi yang terdiri dari, kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.

Adanya keragaman kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar dapat membawa pemahaman peserta didik bahwa kondisi ini disebabkan oleh adanya keterbatasan bahwa setiap orang tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara langsung dan memerlukan orang lain. Untuk memenuhi kebutuhan pakaian, seseorang tidak dapat menghasilkan sendiri tetapi harus dibeli dari pedagang. Untuk membuat rumah, seseorang membutuhkan jasa orang lain dan seterusnya.

Ketigadalam rangka meningkatkan keterampilan literasi siswa, guru dapat menggunakan bahan bacaan sederhana untuk menyampaikan materi kebutuhan manusia. Jika kesulitan menemukan ide guru dapat memilih video pendek yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

Keterampilan literasi bukan hanya membaca tetapi melibatkan keterampilan verbal lainnya. Untuk melatih keterampilan berbicara guru dapat menugaskan siswa untuk bercerita secara berpasangan tentang aktivitas orang tua mereka dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sambil mendengarkan siswa pasangan dapat mencatat cerita yan didengarkan.

Lombok Timur, 05 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun