Untuk memberi warna dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode lain yaitu pengamatan. Siswa diminta mengamati sejumlah kartu yang berisi gambar tentang kebutuhan manusia. Satu persatu kartu tersebut ditunjukkan kepada siswa. Setiap kali kartu ditunjukkan guru meminta siswa menyebutkan nama gambar dan jenis kebutuhan sesuai gambar.
Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dilakukan dalam kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anggota. LKPD tersebut berupa gambar kebutuhan manusia. Setiap kelompok melakukan diskusi dan menyelesaikan tugas. Dalam LKPD tersebut setiap kelompok ditugaskan menghubungkan gambar dan jenis kebutuhan yang sesuai dengan membuat sebuah garis.
Masih menggunakan kartu gambar kebutuhan manusia, guru berupaya memperkuat pemahaman peserta didik tentang kebutuhan manusia. Hal ini dilakukan dengan melakukan permainan.
Guru menyiapkan kartu yang berisi berbagai kebutuhan manusia dan menyiapkan tabel jenis kebutuhan manusia. Permainan ini dilakukan secara berkelompok. Setiap anggota kelompok mengambil salah satu kartu dengan cara melompat ke dekat kartu yang telah disiapkan. Siswa menempelkan kartu tersebut pada kolom tabel yang telah disiapkan di papan tulis. Di akhir kegiatan guru memberikan penguatan dan membuat kesimpulan bersama peserta didik.
Secara keseluruhan guru telah berusaha melakukan pembelajaran berdiferensiasi pada aspek proses. Guru, dalam proses pembelajaran, telah berupaya memaksimal tingkat keterlibatan peserta didik. Hal ini ditandai dengan proses pembelajaran yang menggunakan metode yang bervariasi. Dalam proses pembelajaran tersebut ada tanya jawab, diskusi yang diikuti dengan presentasi di depan kelas, serta metode permainan.
Catatan
Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa catatan yang perlu ditindaklanjuti dari proses pembelajaran tersebut.
Pertama, pada langkah awal pembelajaran pertanyaan yang diajukan guru kurang memantik siswa untuk berpikir.
"Apa itu kebutuhan?"
Rumusan pertanyaan tersebut di atas bersifat tekstual dan membutuhkan jawaban bersifat teoritis. Hal ini membuat peserta didik gagap memberikan jawaban yang diharapkan.
Pertanyaan akan lebih efektif jika pertanyaan-pertanyaan pemantik menggunakan pertanyaan kontekstual dan praktis yang dapat menghubungkan pemahaman awal peserta didik tentang kebutuhan manusia.
Guru dapat mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan kebutuhan pangan, misalnya: