Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sedekah, Menghapus Sekat Sosial

18 Maret 2024   21:34 Diperbarui: 18 Maret 2024   22:03 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sedekah (SHUTTERSTOCK.COM Via Kompas)

Ramadhan merupakan momentum yang dapat memberikan jalan hidup yang bersifat holistik, menyeluruh, meliputi hubungan manusia secara vertikal dan horizontal.

Secara vertikal, umat Islam dalam bulan Ramadhan dianjurkan untuk banyak berzikir dan berdoa, beristighfar, shalat malam, membaca Al-Qur'an, dan melakukan berbagai amalan sunnah lainnya. Ini merupakan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT atau hubungan secara vertikal. Ibadah ini diyakini dapat membersihkan diri manusia dari sifat-sifat tercela.

Secara horizontal, Ramadhan memberikan kesempatan kepada seorang Muslim untuk meningkatkan hubungan sosial, rasa solidaritas, membangun empati, atau jalinan silaturrahim. 

Dalam bulan suci seorang Muslim diharapkan dapat menempatkan diri sebagai pribadi yang menjadi sumber berkah dan memberikan kebaikan kepada sesama. Dalam konteks ini, salah satu cara yang dianjurkan adalah sedekah.

Secara sederhana sedekah atau shodaqoh dapat diartikan sebagai suatu pemberian seseorang kepada orang lain yang membutuhkan, semata-mata hanya mengharap ridha Allah Swt.

Menurut peraturan BAZNAS No.2 tahun 2016, sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

Sedekah dengan demikian tidak saja terbatas pada sesuatu yang bersifat kebendaan. Bahkan seulas senyum dan keceriaan yang ditunjukkan kepada seseorang termasuk dalam kategori ibadah. Terkait tentang sedekah, Nabi SAW bersabda, "Senyummu di hadapan saudaramu adalah (bernilai) sedekah bagimu." (HR Tirmidzi).

Hadits lainnya, "Termasuk sedekah adalah engkau mengucapkan salam dengan wajah ceria (tersenyum) kepada orang-orang." (HR Ibnu Abi Dunya).

Sedekah disarankan dilakukan setiap waktu sejauh kita memiliki kelapangan baik tenaga, pikiran, maupun harta. Lebih dianjurkan lagi saat bulan Ramadhan.

Nabi SAW telah mencontohkan kedermawanan itu. Hal itu tercermin melalui salah satu hadits, "Rasulullah SAW adalah orang paling murah hati. Ia semakin murah hati di bulan Ramadhan." (HR al-Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits yang lain, dikisahkan bahwa dalam sebuah kesempatan sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?". Rasulullah SAW menjawab, "Sedekah di bulan Ramadhan." (HR At-Tirmidzi)

Satu hal yang kerap tidak dapat dihindari adalah jarak yang memisahkan antara si kaya dan si miskin. Tidak saja jarak dalam arti perbedaan status ekonomi dan tingkat kesejahteraan. Kesenjangan ekonomi kerap memicu terbentuknya sekat dalam interaksi sosial sehari-hari. Perbedaan status ekonomi tidak jarang melahirkan kelompok eksklusif. 

Sedekah merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk menghilangkan eksklusivitas. Pemberian sedekah sedekah atau bantuan kepada fakir miskin dan orang-orang yang kurang beruntung akan menghilangkan jarak sosial antara dua kelas masyarakat yang berbeda, kelas atas dan kelas bawah. Hal ini akan memberi pengaruh positif dalam harmoni kehidupan masyarakat.

Salah satu penyebab paling umum kurangnya ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhannya. Ketidakberdayaan itu dapat disebabkan kurangnya modal dan keterampilan bertahan hidup.

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa sedekah tidak saja dalam bentuk materi semata. Pemberdayaan masyarakat secara ekonomi juga menjadi bagian dari sedekah. Bahkan sedekah dengan upaya pemberdayaan masyarakat jauh lebih bernilai daripada pemberian bantuan secara cuma-cuma.

Sedekah dengan pemberdayaan masyarakat oleh kelompok masyarakat kelas atas akan memungkinkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat bawah. Ini jauh lebih bermakna tinimbang pemberian sedekah yang hanya memungkinkan mereka bertahan hidup dalam jangka pendek.

Salah satu dampak sosial dengan adanya perbedaan status ekonomi dalam masyarakat adalah muncul rasa ketidakadilan dan kecemburuan sosial. Kondisi ini akan berakibat pada kurangnya saling menghargai antar kelompok sosial. Akibat buruknya dapat menyebabkan konflik sosial.

Sedekah merupakan wujud sikap saling menyayangi, sikap empati, dan kepedulian seseorang kepada sesama. Jika sedekah menjadi sebuah kebiasaan dalam kehidupan sosial, akan memungkinkan terwujudnya rasa saling menghargai dalam kebersamaan dan perbedaan kelompok masyarakat.

Tentu kita sepakat bahwa sikap hormat seseorang kepada orang lain bukan ditentukan oleh predikat kaya atau miskin namun karena sikap positif yang ditunjukkan seseorang dalam pergaulan sehari-hari. Gemar bersedekah akan membuat kita dihargai di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

Bersedekah adalah memberikan senyum, menunjukkan keramahan, berbagi kebahagiaan, menyisihkan sebagian rizki yang kita miliki. Bersedekah dan berbagi bukan hanya milik salah satu umat beragama tetapi menjadi sisi mendasar kemanusiaan kita. 

Selamat bersedekah dan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Lombok Timur, 18 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun