Smartphone Afkir dan Petualangan di Kompasiana

Terlepas dari kapasistas dan kemampuannya menampung data, smartphone ini telah sangat membantu saya untuk menghasilkan lebih dari 255 tulisan di Kompasiana. Sampai tulisan ini tayang, 64 dari artikel itu berhasil masuk menjadi kategori artikel utama dan 2 artikel telah mengalami ekstensi melalui program infinite tim Kompasiana. 

Selama 783 hari sejak bergabung dengan Kompasiana pada 9 Januari 2022, tentu tidak setiap hari saya bisa memproduksi tulisan. Dalam waktu tertentu saya dapat mengirim 1 sampai 2 artikel. Dalam kurun waktu yang lain saya tidak mengirim dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Jika digambarkan dalam bentuk grafik ada naik turunnya.

Penyebabnya bisa karena tidak menemukan ide untuk menulis. Ada ide tetapi fokus perhatian pada hal lain yang bersifat mendesak. Hal ini membuat ide itu tidak terjabarkan dalam tulisan. Saya tidak dapat memaksa diri untuk menyelesaikan sebuah tulisan. 

Jika dirata-ratakan saya hanya dapat menghasilkan 1 tulisan dalam 3 hari. Inipun prosesnya sudah tertatih-tatih. Sebuah pergerakan menulis yang tergolong lamban.

Tidak semua artikel tersebut selesai secara paripurna di atas layar sentuh smartphone. Namun, melalui samartphone sebagian besar tulisan yang saya buat mengalami proses drafting. Saya menulis draft artikel tidak pilih-pilih raung dan waktu--saat menunggu antrean di bank atau rumah sakit, di atas tempat tidur sambil menunggu serangan kantuk, atau di atas kendaraan ketika sedang menjadi penumpang.

Proses drafting saya lakukan dengan menggunakan aplikasi google docs. Melalui aplikasi itu saya akan terus menulis jika sedang mendapatkan ide. Saya akan berhenti ketika menemukan kebuntuan dan melanjutkan kembali jika mendapatkan inspirasi untuk diselesaikan. 

Banyak draft tulisan saya membeku dalam cloud penyimpanan. Tulisan itu menjadi semacam tanaman yang gagal tumbuh dan berkembang dengan baik. Draft tulisan tersebut tersimpan dalam cloud secara otomatis. Maka saya dapat membukanya melalui smartphone kapan saja dan dimana saja jika akan dilanjutkan. Konsekuensinya kuota internet harus siaga.

Pada saat yang berbeda saya melanjutkan tulisan draft itu melalui laptop atau komputer di sekolah atau di rumah. Proses penyempurnaan dilakukan berulang-ulang (membaca ulang dan editing) sampai benar-benar siap untuk ditayangkan.

Kompasiana membuat smarphone saya lebih pintar. Setidaknya ada transformasi penggunaan smartphone dengan bergabung dalam Kompasiana. Jika sebelumnya smartphone hanya digunakan untuk menjelajah dunia medsos, Kompasiana membawa saya kepada petualangan pikiran yang lebih bijak, lebih positif, dan cara berfikir yang lebih inklusif.

Lombok Timur, 02 Maret 2024