Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemilu 2024 dalam Pusaran Badai Vote Buying

14 Februari 2024   23:16 Diperbarui: 14 Februari 2024   23:18 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai nyoblos saya jalan-jalan melihat-lihat suasana pencoblosan di tempat lain. Kapasitas saya tentu saja bukan sebagai pemantau resmi seperti Panwaslu atau Bawaslu. Tidak lebih dari sekadar ingin mengetahui situasi.

Perjalanan saya terhenti di sebuah kedai kecil pinggir jalan desa milik teman saya. Secangkir kopi disuguhkannya sebagai pengiring obrolan.

"Saya jadi pusing dengan peredaran uang semalam," katanya.

"Uang apa?"

"Uang caleg."

"Serangan pajar?"

"Ya. Begitulah."

"Dapat berapa?"

Ditanya seperti itu, dia hanya tertawa lepas.

"Saya tidak berani ambil," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun