Di setiap kampung biasanya telah dibentuk banjar kematian, semacam lembaga informal yang berperan menggalang dana untuk biaya tahlilan sampai sembilan hari. Dana itu merupakan iuran yang dikeluarkan anggota banjar sebagai bantuan bagi keluarga yang melaksanakan tahlilan.
Bahkan pada hari pertama kematian, biasanya warga datang melayat dengan membawa pelangar.
Pelangar merupakan barang bawaan warga sebagai sumbangan berupa beras atau uang seikhlasnya untuk keluarga yang sedang berduka.
Ini merupakan salah satu cara warga saling membantu saat musibah kematian merundung sebuah keluarga.
Tahlilan tidak saja bagian dari ritual ibadah yang semata-mata berkumpul untuk memanjatkan doa sebagai interaksi dengan sang Khaliq tetapi juga menjadi medium membangun rasa empati, menumbuhkan solidaritas sosial, dan saling membantu dalam kesulitan.
Lombok Timur, 24 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H