Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Urung Parkir karena Tidak Bawa Uang

3 Desember 2023   13:06 Diperbarui: 3 Desember 2023   13:14 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Parkir Kendaraan (Sumber gambar: Freepik)

Sudah sebulan kartu ATM saya berada pada masa afkir. Hal ini membuat saya tidak dapat menarik dana dari ATM. Namun, sebenarnya kendala penarikan dana bukan saja karena kartu ATM yang sudah afkir. Faktor lainnya juga disebabkan oleh saldo rekening bank yang sudah mencapai batas minimal. Ini merupakan fase yang harus dijalani dengan sabar.

Untuk mengantisipasi ada dana yang nyasar masuk ke rekening, beberapa hari yang lalu saya menuju ke bank untuk memperbaharui kartu ATM tersebut. Jika uang nyasar itu masuk rekening, saya dapat menariknya langsung dari mesin ATM tanpa menunggu panggilan dari teller bank.

Hari itu saya benar-benar tidak memiliki uang sepeserpun. Lokasi bank yang tidak terlalu jauh dari rumah saya membuat saya merasa agak nyaman untuk bepergian. Apalagi jarum penunjuk ketersediaan BBM dalam tangki sepeda motor saya terlihat aman. Salah satu kemungkinan kendala hanya ban pecah atau sepeda motor tetiba ngadat. 

Dengan bekal keyakinan tidak mengalami kendala, saya memastikan diri untuk berangkat. Perjalanan yang membutuhkan waktu sekitar 20-30 menitan berhasil mengantarkan saya dengan selamat sentausa ke depan pintu gerbang bank. Saya masuk ke pelataran dan memilih salah satu sudut halaman untuk memarkir kendaraan.

Sebelum turun dari kendaraan saya menengok kiri kanan. Pandangan saya terhenti pada tukang parkir yang tengah duduk tempat biasa. Rupanya dia tidak memperhatikan kehadiran saya. Melihat tukang parkir itu mendadak saya sadar tidak membawa sepeser uang. Selintas saya berpikir kalau urusan ATM selesai dan mau mengambil motor, saya bayar pakai apa? Sementara saya tidak mungkin melakukan penarikan karena saldo rekening yang sudah mentok.

Pikir punya pikir, maka saya batalkan niat untuk parkir. Saya keluar dari pelataran bank dan menuju sebuah masjid dekat bank itu untuk memarkir kendaraan. Di samping gratis, parkir di halaman masjid itu cukup aman walaupun tidak ada penjaga atau tukang parkirnya.

Sebenarnya saya bisa saja memarkirkan sepeda motor di halaman bank dengan gratis. Hanya saja agak rikuh juga rasanya mengambil motor tanpa harus bayar uang parkir.

Kehadiran tukang parkir pada tempat-tempat tertentu memang sangat dibutuhkan. Terlepas dari legalitas parkir suatu area, petugas parkir sangat membantu pengguna kendaraan untuk memarkir kendaraan secara tertib. 

Lebih-lebih jika kendaraan sedang ramai, keberadaan tukang parkir sangat dibutuhkan. Pada jam-jam sibuk, tukang parkir sangat membantu mengatur proses parkir sehingga kendaraan terparkir dengan rapi dan efisien. Kehadiran mereka juga membantu mencegah kemacetan dan kebingungan di dalam area parkir.

Kompasianer tentu pernah berada dalam kegiatan yang melibatkan massa. Kegiatan semacam ini membuat jalanan macet karena padatnya kendaraan. Dalam kondisi seperti ini tukang parkir dadakan bermunculan membantu mengelola kemacetan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun