Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

15 Tahun Kompasiana dan Menjelang 2 Tahun Saya di Sana

22 Oktober 2023   00:45 Diperbarui: 22 Oktober 2023   22:33 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Dokpri

Saya mengenal kompasiana sebagai blog keroyokan melalui Wijaya Kusumah atau Omjay, seorang guru, blogger, dan pegiat literasi. Tahun 2021 saya tertarik masuk sebuah komunitas pelatihan menulis yang digagas oleh Omjay. 

Komunitas itu menyasar penulis pemula seperti saya. Satu hal yang unik dari pelatihan itu adalah penggunaan media yang tidak biasa, yaitu Whatsapp. 

Kegiatan menulisnya tergolong sederhana. Hanya membuat resume atau catatan tentang materi pelatihan yang diunggah ke blog pribadi atau blog massal.

Pertemuan itu dilaksanakan 3 kali seminggu. Saya begitu bersemangat mengikuti kegiatan pelatihan itu. Bahkan dalam pelatihan itu ada tantangan menulis buku dalam dua minggu dari salah seorang nara sumber yang sangat berkompeten. Beliau adalah Prof Eko Indarjit. 

Beberapa orang berhasil melewati tantangan itu. Saya sendiri belum pernah mencobanya. Bahkan sampai saat ini saya belum bisa lulus karena belum dapat menghasilkan buku untuk mendapatkan sertifikat. 

Karena satu dan lain hal, saya tidak dapat memenuhi target membuat resume yang dipersyaratkan. Hingga sekarang pelatihan itu telah sampai pada angkatan ke-30.

Bermula dari kegiatan itulah perkenalan saya dengan Kompasiana. Omjay, penggagas kegiatan itu, kerap membagikan sejumlah tulisannya melalui WAG yang tersebar di beberapa blog pribadi dan blog keroyokan. 

Tulisan di Kompasiana paling sering dibagikannya. Pada saat yang sama, Omjay juga terus memotivasi peserta untuk menulis dan mendorong agar dapat bergabung di Kompasiana. Tidak lupa peserta juga diajarkan cara bergabung dan menayangkan tulisan.

Saya menjadi salah satu peserta yang tertarik untuk bergabung. Secara resmi saya mulai menjadi anggota Kompasiana tanggal 09 Januari 2022. Lima hari saya dirundung malu-malu untuk mengunggah tulisan. 

Sampai akhirnya saya menayangkan tulisan pertama saya, tepatnya tanggal 14 Januari 2022. Tulisan itu berjudul Rendah Hadi, tentang perjalanan seorang guru honorer dengan biaya perjalanan pas-pasan dari Kabupaten Lombok Utara ke Denpasar, Bali, untuk mengikuti sebuah pelatihan.

Tulisan kedua, ketiga, dan seterusnya, saya tayangkan walaupun tidak setiap hari. Saat draft artikel ini saya tulis (22 Oktober 2023) saya sudah sudah wara wiri di Kompasiana selama 1 tahun, 9 bulan, dan 14 hari. 

Apakah ini sebuah perjalanan panjang? Sangat relatif jika dibandingkan dengan Kompasianer lain. Jika dibandingkan dengan Kompasianer senior yang sudah bergabung sampai belasan tahun tentu perjalanan saya dapat dianggap baru mulai. 

Namun jika disandingkan dengan Kompasianer yang baru berumur sebulan, perjalanan saya tergolong panjang.

Tentu saja bukan masalah berapa lama kita di ruang ini. Hal penting adalah sudah berapa tulisan yang dihasilkan di Kompasiana. Terutama kualitasnya. 

Apa saja yang didapatkan?

"Sudah dapat berapa di Kompasiana?" tanya seorang teman yang kerap mengintip tulisan yang saya bagikan di sebuah WAG. 

Pertanyaan yang diikuti dengan "dapat berapa" dapat dipastikan berarti imbalan uang. Bagi saya dan sebagian besar kompasianer tentu bukan tentang kompensasi semacam ini.

Pertemanan merupakan satu sisi yang paling penting bagi para Kompasianer. Jalinan pertemanan di Kompasiana seperti kehidupan dalam sebuah pemukiman yang dihuni oleh sekumpulan orang yang terdiri dari latar belakang profesi, agama, etnis, suku, sosial budaya, bahkan warna kulit yang sangat beragam. 

Namun satu hal yang membuat Kompasianer merasa sama dan sejajar, sama-sama senang menulis. Hal yang sulit ditemukan di dunia nyata. 

Pertemanan dalam Kompasiana yang paling berharga adalah berbagi pikiran dan pengalaman melalui tulisan. Ini jauh lebih berharga daripada berbagi sesuatu yang bersifat kebendaan. 

Salah satu pengalaman pertemanan paling berkesan adalah ketika salah seorang Kompasianer senior, Pak Tjiptadinata Efendi berkenan berbagi buku tentang perjalanan hidup pribadinya kepada sesama kompasianer. Saya menjadi salah satu penerima buku dari Pak Tjipta.

Selain pertemanan hal penting yang dapat ditemukan di blog kompasiana adalah kekayaan perspektif dalam memandang sebuah isu. 

Apa yang kita anggap benar dari sudut pandang kita, bisa menjadi hal yang berbeda bahkan kontras dari sudut pandang orang lain. Ini merupakan kekayaan pikiran yang mungkin tidak dapat ditemukan pada platform yang lain.

Kekayaan perspektif tampak dengan begitu beragam sudut pandang ketika membahas sebuah topik. Kekayaan perspektif dalam Kompasiana penting karena mencerminkan keragaman penghuninya, masyarakat Indonesia. 

Kompasianer datang dengan membawa latar belakang, pemikiran, dan pengalaman yang berbeda, sehingga berbagai perspektif tersebut membantu menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang isu-isu yang dibahas. 

15 tahun Kompasiana bagi saya adalah tempat belajar, menata hati, dan mengolah pikiran. Kompasiana merupakan ruang yang menjadikan kita pribadi yang bijaksana, berhati-hati dalam menuangkan pikiran. Salah satu sikap bijaksana itu dengan menulis sesuatu yang dipahami. 

Peraturan admin juga memaksa Kompasianer berupaya tetap bijaksana. Kompasianer harus mentaati aturan menulis yang dapat melanggar syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan, seperti menyentuh isu-isu sara, pornogarfi, dan hal-hal sensitif lainnya. 

Tulisan juga harus memuat unsur-unsur orisinalitas, tidak plagiat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. 

15 tahun Kompasiana. Semoga tetap jaya.

Lombok Timur, 22 Okrober 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun