Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa yang Anda Cari dalam Komunitas Belajar?

17 Agustus 2023   10:50 Diperbarui: 17 Agustus 2023   12:58 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu pertama bulan Agustus 2023, di akhir pekan, saya mendapatkan undangan mengikuti Lokakarya Komunitas Belajar Program Sekolah Penggerak Angkatan I Kabupaten Lombok Timur. Peserta lokakarya masing-masing sekolah terdiri dari kepala sekolah, dua orang guru, dan pengawas.

Setelah pembukaan peserta lokakarya memasuki ruangan masing-masing sesuai kelompok yang telah ditentukan panitia. Setiap ruangan dimentori dua orang fasilitator Program Sekolah Penggerak.

Topik lokakarya tersebut terfokus pada komunitas belajar. Pada sesi awal, kegiatan lokakarya dimulai dengan proses refleksi peserta tentang pengalaman komunitas belajar masing-masing.

Hasil refleksi peserta menunjukkan perkembangan komunitas belajar yang bervariasi. Hasil refleksi menggambarkan bahwa semua peserta telah memiliki dan atau bergabung dalam komunitas belajar. Komunitas yang ada mulai dari komunitas intra sekolah, komunitas antar sekolah atau pada tingkat gugus dan kecamatan hingga kabupaten.

Melalui Platform Merdeka Mengajar, para peserta juga telah bergabung dalam komunitas belajar daring dengan jangkauan yang lebih luas. Platform pembelajaran dengan ciri khas microlearning itu juga memberikan kesempatan kepada setiap pengguna membuat komunitas sendiri dan mengundang pendidik lain untuk bergabung.

Dalam konteks implementasi Kurikulum Merdeka, Komunitas belajar menyaran kepada keberadaan sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan pendidik yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama terhadap transformasi pembelajaran. (Dikutip dari kemdikbud.go.id)

Keberadaan komunitas belajar pada dasarnya memiliki fungsi yang tidak berbeda dengan Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan berbagai kelompok sejenis. Semuanya merupakan instrumen yang mewadahi pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kemampuan profesional dalam rangka meningkatkan kinerja di satuan pendidikan masing-masing.

Kegiatan lokakarya tersebut lebih bersifat reflektif. Fasilitator kegiatan lebih banyak mengajak peserta untuk melakukan refleksi tentang kegiatan komunitas belajar, manfaat, hambatan, serta tantangan yang ditemukan dalam komunitas masing-masing. Hasil refleksi tersebut kemudian dipresentasikan dalam kegiatan yang sama. Dalam artikel ini saya hanya mencatat beberapa dampak yang dirasakan peserta berdasarkan hasil refleksinya.

Pertukaran Pengalaman

Pengalaman setiap pendidik dalam proses pembelajaran di kelas berbeda-beda. Seorang pendidik tidak jarang menemukan jalan buntu saat menjumpai siswa yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru memerlukan diskusi dengan teman sejawat baik di sekolah itu sendiri maupun sekolah lainnya. Di sinilah media komunitas belajar menempati peran penting.

Melalui komunitas belajar, setiap anggota dapat berbagi pengalaman tentang aktivitas pembelajaran di ruang kelas masing-masing. Para pendidik dapat berbagi tentang strategi atau metode yang tepat, praktik terbaik dalam mengajar, penggunaan media ajar, teknik asesmen, dan berbagai pengelolaan pembelajaran yang menarik. Melalui diskusi, anggota komunitas belajar dapat saling melengkapi kekurangan dan berbagi kelebihan. Dengan demikian, para pendidik dan tenaga kependidikan akan terbantu dalam memecahkan masalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara kolektif.

Pengembangan Profesional

Pengembangan profesional pendidik merupakan salah satu fungsi esensial komunitas belajar. Komunitas belajar memberikan akses bagi pendidik untuk mengikuti pelatihan, workshop, dan dan berbagai kegiatan serupa. 

Komunitas belajar juga memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mengakses sumber daya pendidikan. Salah satu sumber daya pendidikan saat ini yang paling mungkin untuk diakses adalah sumber belajar dari teknologi digital. Namun, tidak semua pendidik dan tenaga kependidikan dapat mengakses sumber belajar digital itu dengan cepat.

Di era digital saat ini, mungkin tidak ada guru yang tidak mengantongi telepon pintar. Namun sudahkah telepon pintar itu dapat dimanfaatkan untuk mengakses sumber daya pembelajaran secara maksimal?

Teknologi digital, khususnya, telah banyak menyediakan platform pembelajaran bagi pendidik dan tenaga kependidikan yang menawarkan kesempatan peningkatan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan. Di atas sudah disebutkan ada Platform Merdeka Mengajar (PMM) atau Rumah Belajar dari Kemdikbud. Melalui telepon pintar pendidik dapat mengkases sumber belajar dari Perpustakaan Nasional secara digital dengan aplikasi Ipusnas

Mengapa pendidik belum sepenuhnya dapat mengakses sumber daya pembelajaran digital? Apakah karena tidak ada perangkat pendukung? Tentu saja permasalahannya bukan pada ketersediaan perangkat melainkan karena sebagian pendidik belum memiliki kemampuan memanfaatkan secara maksimal perangkat itu secara maksimal.

Dapat dipastikan bahwa tidak ada guru yang tidak memiliki gawai. Namun tidak semua guru dapat menggunakan perangkat itu sebagai sumber dan media pembelajaran. Hal ini membuat sebagian pendidik belum dapat menggunakan atau mengakses sumber daya pendidikan digital. Melalui komunitas belajar guru dapat saling berbagi bagaimana menggunakan aplikasi pembelajaran dalam rangka untuk meningkatkan kompetensi dalam penggunaan teknologi digital agar dapat mengakses sumber daya pendidikan tersebut.

Komunitas belajar memungkinkan saling berbagi informasi pemanfaatan teknologi dalam rangka mengembangkan kecerdasan digital pendidik dan tenaga kependidikan. Anggota komunitas dapat belajar keterampilan baru tentang teknologi digital dengan harapan para pendidik dapat mengakses sumber daya pendidikan secara digital. 

Dukungan Emosional

Konsistensi pendidik dalam mengembangkan kemampuan profesionalnya sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Harus ada motivasi eksternal dari lingkungan pendidik yang memberikan dorongan yang kuat untuk terus belajar. 

Kegiatan rutin komunitas belajar dapat dipandang sebagai penciptaan lingkungan yang memberikan dukungan emosional. Komunitas belajar dapat menjadi tempat di mana para pendidik dan tenaga kependidikan saling memberikan semangat berubah dan menumbuhkan pola pikir (growth mindset).

Anggota komunitas dapat saling mempengaruhi cara berfikir, saling mengingatkan, dan dan saling memberikan dorongan untuk meningkatkan kapasitas diri sebagai pendidik dan pembelajar sepanjang hayat.

Pemecahan Masalah Bersama

Pendidik sebagai pemimpin pembelajaran di kelas tidak dapat menghindarkan diri dari satu atau lebih permasalahan pembelajaran. Permasalahan itu sangat kompleks, bisa berupa rendahnya motivasi belajar siswa, kesulitan guru menyesuaikan media pembelajaran, suasana pembelajaran yang monoton, atau penilaian pembelajaran yang tidak akurat.

Melalui komunitas belajar pendidik dapat "berkeluh" dengan berbagai permasalahan, yang dihadapi dan mencari solusi pemecahan masalahnya. Perjumpaan rutin melalui komunitas belajar akan memungkinkan anggotanya saling memberikan dukungan moral satu sama lain.

Dalam komunitas belajar, seorang guru memiliki kesempatan untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Guru lainnya dapat memberikan solusi. Pola ini akan membentuk prinsip kolaborasi untuk mencari solusi atas masalah-masalah yang kompleks dalam dunia pendidikan. Dengan pola seperti ini akan memungkinkan lahirnya pemikiran lintas disiplin dan pendekatan yang beragam.

Mengikuti Perkembangan Terkini

Tanpa perlu melakukan survey, kecenderungan pendidik untuk mengikuti tren dan perubahan dalam dunia pendidikan terdiri dari dua kelompok. Di satu kutub, ada kelompok guru yang selalu responsif terhadap perkembangan dunia pendidikan. Mereka merupakan kelompok yang selalu berusaha beradaptasi dengan perubahan itu sendiri.

Di kutub yang berlawanan ada kelompok yang memilih bersikap datar dengan perubahan. Sikap ini membuat membuat mereka tertinggal sehingga menjadi gagap ketika gelombang perubahan itu sudah mengepung mereka. Apalagi ketika perubahan itu menjadi sebuah tuntutan .

Dalam konteks ini, peran komunitas belajar menjadi sangat penting. Melalui pola berbagi dalam komunitas akan sangat membantu pendidik akan dapat meng-update pengetahuan dan pemahamannya tentang perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Mereka dapat berbagi informasi tentang teknologi baru, penelitian terbaru, maupun praktik terbaik.

Di samping hal-hal di atas keberadaan komunitas belajar memiliki manfaat yang lebih banyak lagi dan tidak mungkin dibahas secara sempurna dalam artikel sederhana ini. Satu hal yang jelas bahwa keberadaan komunitas belajar sangat penting, khususnya, dalam rangka mendukung implementasi kurikulum merdeka. 

Jika dikaitkan dengan gagasan Ki Hajar Dewantara, hal penting yang perlu dikembangkan dalam komunitas belajar adalah perubahan cara berpikir pendidik untuk terus menerus membangun kemandirian sebagai salah satu ciri manusia merdeka, manusia yang secara lahiriah dan batiniah tidak selalu bergantung pada orang lain. Belajar merupakan cara satu-satunya menuju manusia merdeka.

Selamat HUT ke-78 RI

Lombok Timur, 17 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun