Selanjutnya dia beralih menanyakan ATM istri, anak, dan keluarga saya. Pertanyaan ini menyempurnakan keyakinan saya kalau saya sedang berurusan dengan penipu. Akhirnya saya minta uang itu dikirimkan melalui wesel pos. Mungkin dia tahu saya tidak mudah tertipu, pesan saya tidak dijawab.
Di ujung percakapan saya menulis pesan,
"Kalau memang uangnya tidak bisa dikirim ambil saja. Mungkin bukan hak saya."
Sejak awal saya memang tidak begitu percaya dengan pesan hadiah tersebut karena saya merasa tidak pernah mengikuti event apapun yang dilaksanakan pihak telegram. Jadi terkesan lucu saja kalau tetiba saya dapat hadiah nomplok.
Kecurigaan lainnya ditambah dengan perubahan hadiah dari pulsa menjadi uang tunai. Bagaimana mungkin pihak Telegram dengan serta merta dapat melakukan perubahan demikian cepat.
Pengalaman di atas tentu telah dialami banyak orang. Oleh karena itu, penting untuk memaknai dan menerapkan frase waspada penipuan digital dalam keseharian kita.
Jangan terbius dengan janji manis orang-orang yang hanya mencari keuntungan dari kebodohan kita. Maka penting bagi kita semua untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan literasi digital.
Kecerdasan literasi digital mengacu pada kemampuan seseorang untuk menggunakan, memahami, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang ditemukan dalam lingkungan digital.
Ini mencakup keterampilan dalam mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dengan bijaksana dari berbagai sumber online. Kecerdasan literasi digital sangat penting dalam era digital ini karena begitu banyaknya informasi yang tersedia di internet dan tidak semuanya dapat diandalkan.
Salah satu keterampilan digital yang harus dimiliki yaitu, kemampuan mencari informasi. Kemampuan ini menyangkut keterampilan dalam mencari informasi yang akurat dan relevan di internet.
Ini melibatkan penggunaan mesin pencari dengan efektif dan memahami cara menggunakan kata kunci dan filter untuk mendapatkan hasil yang paling relevan. Keterampilan ini bersifat teknis dalam pemanfaatan aplikasi atau fitur digital.