Pagi yang hangat. Pukul 06.30 waktu smartphone, saya sudah melaju di atas kuda besi menuju lokasi kegiatan pertemuan dalam rangka menghadiri forum pemangku kepentingan Program Sekolah Penggerak angkatan I dan II. Kegiatan yang dilaksanakan tanggal 22 Juni 2023 itu berlokasi di SMP Negeri 1 Sikur, Lombok Timur.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari unsur Kepala sekolah, guru, dan pengawas. Unsur ini tergabung dalam komite pembelajaran yang ada di setiap sekolah pelaksana program sekolah penggerak.
Kegiatan itu juga dihadiri oleh pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur dan fasilitator dari Balai Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Saya tiba di lokasi sekitar pukul 07.00. Suasana masih lengang. Hanya ada beberapa sepeda motor berjajar di tempat parkir. Saya bergegas menuju layanan registrasi peserta. Setelah mengisi biodata dan menerima ATK, saya dan peserta lain menunggu acara dimulai dengan ngobrol di lokasi kegiatan.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan di empat lokasi. Kegiatan disebar di lokasi yang berbeda dengan pertimbangan faktor jarak rumah peserta dengan lokasi kegiatan. Hal ini bertujuan agar peserta dapat berangkat tidak dengan tergesa-gesa karena harus menempuh perjalanan yang jauh.
Pembukaan kegiatan dimulai lebih lambat dari jadwal yang direncanakan. Sebuah kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan dari perilaku bangsa besar ini. Jam karet merupakan istilah yang tak pernah lekang oleh waktu dalam kebiasaan kita.
Sebagaimana ritual kegiatan seremonial formal, pembukaan merupakan sesi awal yang hampir menjadi sebuah keniscayaan. Pembukaan ini dilaksanakan dalam sebuah ruangan yang cukup menampung semua peserta. Seperti biasa pembukaan ditandai dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan penyampaian sambutan oleh pejabat terkait.
Setelah acara pembukaan peserta masuk ke ruang masing-masing yang telah ditentukan. Peserta setiap ruangan terdiri dari 28-36 orang. Saya sendiri berada di ruangan dengan peserta 36 orang. Rasanya agak sesak.
Ketika waktu menjelang pukul 08.30, ruangan mulai terasa gerah dengan sengatan matahari menembus jendela yang menghadap ke arah timur. Beberapa peserta yang duduk di pinggir jendela terpaksa menggeser tempat duduknya lebih ke tengah untuk mendapatkan titik yang tidak panas.
Di setiap ruangan peserta didampingi seorang fasilitator atau pendamping yang berperan mengarahkan kegiatan di kelas masing-masing.