Ajang pentas bukan saja semata-mata menciptakan hiburan tetapi juga menjadi instrumen untuk menginternalisasi nilai-nilai kebersamaan yang dibutuhkan siswa saat ini dan kelak setelah menjalani kehidupan sosial yang lebih luas di masa depan.
Melalui kegiatan serupa anak-anak dapat bergembira sambil belajar tentang prinsip-prinsip mendasar dalam menjalani kehidupan sosialnya.
Perencanaan dan pelaksanaan sebuah kegiatan kolektif di sekolah dengan melibatkan siswa diharapkan dapat memberikan dampak terhadap cara siswa berorganisasi dan bersosialisasi.
Kegiatan serupa juga memberikan pemahaman dan keterampilan kepada mereka bagaimana menggunakan sumber daya yang terbatas secara maksimal.
Keterampilan berkolaborasi
Keterlibatan siswa dalam perencanaan dan pelaksanaan sebuah kegiatan dapat mengasah kemampuan mereka dalam berkolaborasi. Ini memberikan kesempatan siswa untuk memahami prinsip kerjasama dan berbagi tugas.
Setiap siswa dapat mengambil peran dalam melaksanakan tugas masing-masing sesuai kesepakatan. Dengan demikian, setiap anggota memiliki tanggung jawab yang harus diselesaikan. Mereka memahami batas tugasnya dan tugas orang lain.
Kemampuan kolaborasi penting bagi siswa karena memungkinkan mereka untuk menjadi anggota tim yang efektif. Melalui kolaborasi mereka dapat membangun komunikasi dengan baik dan menghormati perspektif orang lain.
Keterlibatan itu juga dengan sendirinya memberikan mereka kesempatan untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan dan keberhasilan kelompok. Kolaborasi akan memperkuat keterampilan sosial dan emosional siswa dalam menjalani kehidupan kolektif.
Keterampilan pengambilan keputusan
Satu hal penting dalam sebuah kegiatan kolektif adalah pengambilan keputusan. Keterlibatan siswa dalam kegiatan dapat memberikan kesempatan bagaimana mengambil keputusan yang tepat sebagai sebuah kesepakatan kolektif.
Setiap pengambilan keputusan, pada umumnya, didahului dengan melakukan identifikasi masalah, menganalisis berbagai kebutuhan, memperkirakan resiko, dan memilih satu atau lebih dari beberapa solusi yang dirumuskan.
Sebagai contoh, siswa dapat menemukan permasalahan dalam menentukan perangkat pendukung. Permasalahan itu muncul ketika mereka dihadapkan pada pengadaan perangkat.