Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Benang Kusut Kegiatan Wisuda Siswa Masih Dapat Diurai, Caranya?

19 Juni 2023   06:49 Diperbarui: 23 Juni 2023   16:30 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wisuda anak TK (Sumber gambar Freepik)

Dari sinilah kemudian berkembang menjadi benang kusut yang menimbulkan isu kontroversial di tengah masyarakat. Hal ini dipandang sebagai beban tambahan biaya pendidikan anak yang cukup memberatkan bagi orangtua. Apalagi ketika pembiayaan itu dibebankan kepada wali murid dari keluarga yang kurang mampu.

Di sekolah saya sendiri kegiatan pelepasan kelas 6 dirangkaikan dengan kenaikan kelas 1 s/d 5. Namun demikian, sejauh ini belum pernah muncul pro dan kontra. 

Benang kusut itu masih dapat diurai dengan menempuh beberapa hal pokok.

Hal utama yang dilakukan sekolah adalah pengerahan sumber daya yang dalam hal ini meliputi sumber daya manusia dan material. 

Di awal telah dijelaskan bahwa salah satu materi rapat wali murid yang diadakan di sekolah saya adalah untuk merencanakan kegiatan perpisahan dan kenaikan kelas. Pelaksanaan rapat itu sendiri merupakan upaya melibatkan orangtua sekaligus upaya pengerahan sumber daya manusia oleh sekolah.

Keterlibatan orangtua penting menjadi pertimbangan utama. Sejak tahap perencanaan orangtua dan sekolah (warga internal sekolah) terlibat dalam pengambilan keputusan melalui kegiatan rapat. 

Beberapa orangtua juga mengambil bagian dalam susunan kepanitiaan. Keterlibatan itu memberikan kesempatan kepada orangtua untuk menyumbangkan masukan dan ide yang mendukung pelaksanaan kegiatan.

Adanya keterlibatan orangtua diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab. Satu hal yang tidak kalah penting, keterlibatan itu akan akan memungkinkan pengelolaan kegiatan yang mencerminkan transparansi antara sekolah dengan orangtua siswa. Ini akan membangkitkan motivasi dan ketulusan orangtua dalam membiayai kegiatan tanpa merasa terbebani.

Demikian juga dengan dokumentasi kegiatan. Siswa menjadi sumber daya manusia yang dapat dilibatkan. Beberapa siswa diberikan tugas mendokumentasikan kegiatan tanpa harus membayar jasa fotografer. Keakraban anak-anak sekarang dengan kamera smartphone memungkinkan mereka membuat dokumentasi dengan gadget yang ada.

Sumber daya lain yang diberdayakan sekolah sumber daya material. Salah satunya fasilitas tempat kegiatan. Karena ruangan untuk melaksanakan kegiatan tidak memungkinkan, sekolah memilih halaman sebagai pusat kegiatan. 

Halaman sekolah yang luas dan lapang menjadi tempat yang tepat. Kegiatan tersebut hanya memerlukan perangkat peneduh terop dan panggung serta properti seperlunya. Ini memerlukan biaya yang tergolong murah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun