Dari sinilah kemudian berkembang menjadi benang kusut yang menimbulkan isu kontroversial di tengah masyarakat. Hal ini dipandang sebagai beban tambahan biaya pendidikan anak yang cukup memberatkan bagi orangtua. Apalagi ketika pembiayaan itu dibebankan kepada wali murid dari keluarga yang kurang mampu.
Di sekolah saya sendiri kegiatan pelepasan kelas 6 dirangkaikan dengan kenaikan kelas 1 s/d 5. Namun demikian, sejauh ini belum pernah muncul pro dan kontra.
Benang kusut itu masih dapat diurai dengan menempuh beberapa hal pokok.
Hal utama yang dilakukan sekolah adalah pengerahan sumber daya yang dalam hal ini meliputi sumber daya manusia dan material.
Di awal telah dijelaskan bahwa salah satu materi rapat wali murid yang diadakan di sekolah saya adalah untuk merencanakan kegiatan perpisahan dan kenaikan kelas. Pelaksanaan rapat itu sendiri merupakan upaya melibatkan orangtua sekaligus upaya pengerahan sumber daya manusia oleh sekolah.
Keterlibatan orangtua penting menjadi pertimbangan utama. Sejak tahap perencanaan orangtua dan sekolah (warga internal sekolah) terlibat dalam pengambilan keputusan melalui kegiatan rapat.
Beberapa orangtua juga mengambil bagian dalam susunan kepanitiaan. Keterlibatan itu memberikan kesempatan kepada orangtua untuk menyumbangkan masukan dan ide yang mendukung pelaksanaan kegiatan.
Adanya keterlibatan orangtua diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab. Satu hal yang tidak kalah penting, keterlibatan itu akan akan memungkinkan pengelolaan kegiatan yang mencerminkan transparansi antara sekolah dengan orangtua siswa. Ini akan membangkitkan motivasi dan ketulusan orangtua dalam membiayai kegiatan tanpa merasa terbebani.
Demikian juga dengan dokumentasi kegiatan. Siswa menjadi sumber daya manusia yang dapat dilibatkan. Beberapa siswa diberikan tugas mendokumentasikan kegiatan tanpa harus membayar jasa fotografer. Keakraban anak-anak sekarang dengan kamera smartphone memungkinkan mereka membuat dokumentasi dengan gadget yang ada.
Sumber daya lain yang diberdayakan sekolah sumber daya material. Salah satunya fasilitas tempat kegiatan. Karena ruangan untuk melaksanakan kegiatan tidak memungkinkan, sekolah memilih halaman sebagai pusat kegiatan.
Halaman sekolah yang luas dan lapang menjadi tempat yang tepat. Kegiatan tersebut hanya memerlukan perangkat peneduh terop dan panggung serta properti seperlunya. Ini memerlukan biaya yang tergolong murah.