Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lalu Apa Pentingnya Ikut Komunitas?

12 Juni 2023   09:37 Diperbarui: 13 Juni 2023   05:59 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berkumpul dan berkomunitas. (Sumber gambar freepik.com)

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat melepaskan diri dari orang lain. Ini merupakan gagasan yang telah lama diterima dalam ilmu sosial. Setiap orang memerlukan orang lain untuk berkeluh kesah, mengungkapkan kegelisahan. 

Seseorang membutuhkan orang lain untuk menyandarkan harapan, cinta, dan kasih sayangnya. Manusia memerlukan tempat melabuhkan kesedihan, berbagi kebahagiaan, bercerita, atau sekadar tertawa bersama. 

Sebagai makhluk sosial manusia juga memerlukan sesama untuk berdiskusi, memecahkan masalah bersama, dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Pada titik ini, seseorang memerlukan sebuah lembaga sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi. 

Lembaga terkecil yang paling dibutuhkan seseorang adalah keluarga. Keluarga tempat setiap orang kembali setelah pergi, tempat berkumpul bersama orang-orang dalam sebuah ikatan darah dan simpul kasih sayang paling hakiki.

Dalam banyak kondisi, seseorang juga tidak saja bergaul dalam lingkungan keluarga. Setiap orang memerlukan lembaga yang lebih luas untuk berinteraksi sosial, melampaui interaksi dalam satuan masyarakat terkecil bernama keluarga--pengecualian bagi para penyendiri dan penyuka keheningan. 

Seseorang memerlukan sebuah lembaga yang di dalamnya berkumpul orang-orang yang memiliki keterikatan oleh kesamaan pada hal-hal tertentu. Lembaga itu adalah komunitas.

Komunitas dalam kehidupan sosial mengandaikan adanya kumpulan manusia. Melalui laman Binus, Jamson Siallagan menulis, "...Komunitas merupakan perkumpulan, kerja sama, gabungan orang-orang dengan tujuan atau kepentingan bersama."

Komunitas menyaran kepada gabungan sejumlah entitas atau individu dimana mereka terikat oleh kesamaan atau kemiripan kepentingan, tujuan, profesi, hobi, minat, bahkan ikatan emosi yang sama.

Dikutip dari sodexo.co.id, komunitas berbeda dengan organisasi. Komunitas mengacu kepada kelompok sosial dalam masyarakat, dimana sejumlah orang di dalamnya saling berinteraksi di lingkungan tertentu. 

Komunitas tidak memiliki hierarki kepemimpinan yang terstruktur. Sedangkan organisasi merupakan tempat sekelompok orang berkumpul dan bekerja sama secara rasional, sistematis, terkendali, dan memiliki kepemimpinan yang jelas.

Lalu apa perlunya ikut komunitas? 

Terlepas dari perbedaan pengertian di atas, satu hal yang penting bahwa faktor kenyamanan dalam sebuah komunitas menjadi salah satu aspek yang dapat mengikat anggotanya. Semakin nyaman seseorang dalam sebuah komunitas, dia akan semakin merasa terikat untuk tetap bergabung di dalamnya.

Di kehidupan kampung masyarakat tidak mengenal istilah komunitas. Akan tetapi, secara umum mereka suka berkumpul dan membentuk kelompok walaupun tidak terorganisir. Hal ini terlihat dari interaksi yang mereka lakukan dalam kelompoknya. 

Di kampung saya, misalnya, sejumlah warga menjalani profesi sebagai pengusaha hewan ternak sapi. Secara formal mereka memang tidak membentuk komunitas tetapi mereka memiliki ikatan kepentingan yang sama sebagai pedagang hewan ternak. Jalinan interaksi yang mereka lakukan juga berlangsung intens. 

Mereka pergi ke pasar bersama dan beberapa orang berbagi keuntungan bersama. Antar pedagang itu juga saling berbagi tentang perkembangan harga maupun permintaan hewan ternak di pasaran. 

Ada juga sekumpulan pedagang keliling. Mereka pedagang cilok, penjual mainan, tukang es, tukang sayur, dan lain-lain. Biasanya mereka berjualan di tempat-tempat keramaian, seperti, acara hajatan, pesta, pasar malam, atau ketika salah satu warga meninggal dunia. 

Jika di sebuah tempat ada keramaian, antar pedagang keliling itu saling menginformasikan bahwa di sebuah lokasi ada kerumunan. Dengan cara itu mereka bekerja sama dalam menjalani aktivitas yang mereka jalani..

Komunitas lain di kampung adalah banjar kematian. Komunitas ini dibentuk dengan tujuan memberikan santunan kepada keluarga yang mengalami musibah kematian. 

Setiap anggota berkontribusi untuk membantu keluarga yang mengalami musibah dengan mengeluarkan sejumlah uang, gula, beras, atau barang lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pemakaman sampai tahlilan untuk orang yang meninggal.

Saat ini komunitas telah berkembang mengikuti perkembangan teknologi informasi. Komunitas tidak saja terbentuk dalam sebuah ruang geografi tertentu. Kehadiran berbagai platform media sosial memungkinkan seseorang terhubung dengan orang lain tanpa batas jarak dan waktu. Hal ini membuat hadirnya berbagai bentuk komunitas virtual.

Sejauh ini, saya mengikuti sejumlah komunitas virtual sebagai instrumen untuk berinteraksi. Di dunia nyata jangkauan interaksi sosial sehari-hari kita hanya dapat berinteraksi dengan orang-orang sekeliling atau warga sekampung. 

Dewasa ini koneksi kita dengan orang lain tidak lagi terikat batas-batas geografis. Bergabung dengan komunitas melalui platform media sosial memungkinkan saya dan kita semua untuk berinteraksi dengan orang-orang dalam rentang jarak ruang yang hampir tanpa batas. 

Kita bisa terhubung dengan orang tanpa terhalang sekat lautan, batas negara dan teritorial, bahkan tanpa terhalang waktu. Platform media sosial memungkinkan kita memperluas jaringan sosial dan menjalin ikatan sosial yang lebih luas dengan orang lain.

Melalui komunitas kita juga dapat saling berbagi. Beberapa bulan lalu seorang anggota grup (komunitas) melahirkan dengan solusi operasi cesar. Salah seorang anggota berinisiatif menggalang dana untuk membantu. 

Penggalangan dana tersebut menyasar teman-teman dalam komunitas yang tersebar di berbagai daerah. Dengan bekal saling percaya pencetus ide untuk menggalang dana berhasil mengumpulkan dana untuk memberikan bantuan kepada anggota komunitas tersebut.

Saya sendiri sempat mendapatkan kiriman buku gratis dari Kompasianer senior Wijaya Kusumah setelah berhasil menjawab tantangannya untuk menulis sebuah artikel di blog pribadi. Saya juga mendapat kiriman buku gratis dari Pak Tjiptadinata Efendi, salah seorang maestro kompasiana. Ini merupakan salah satu faedah yang saya peroleh dari komunitas.

Apa yang saya alami di atas menunjukkan bahwa komunitas tidak saja menjadi wadah untuk berkumpul dan berinteraksi tetapi dapat menjadi ruang berbagi dan saling memberikan bantuan dengan sesama anggota. Komunitas dapat meningkatkan kepekaan sosial terhadap sesama tanpa terkendala dengan atribut sosial, budaya, kebiasaan, bahkan agama.

Hal terpenting dari komunitas adalah kesempatan untuk belajar bersama. Melalui komunitas saya dapat belajar hal baru, mengembangkan keterampilan, dan meningkatkan pemahaman tentang banyak hal. 

Beberapa komunitas yang saya ikuti melalui media sosial memberikan saya kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan positif seperti webinar, pelatihan, dan kegiatan semacamnya. Kegiatan itu memberikan banyak informasi baru, pengalaman, dan terutama dapat membuka cakrawala berfikir dalam banyak sisi.

Komunitas membuka kesempatan kepada saya untuk belajar secara konsisten yang memungkinkan saya mengalami pertumbuhan pribadi secara positif, growth mindset.

Dalam beberapa kesempatan, komunitas virtual itu kerap menawarkan kegiatan kopdar. Hal ini bagus agar sesama anggota komunitas dapat saling mengenal lebih dekat. 

Interaksi antar anggota tidak saja terjadi melalui grup whatsapp atau medos saja tetapi juga dapat bertatap muka secara langsung. Ini dapat menjadi bagian seseorang untuk "bersenang-senang", menjalin persahabatan dengan orang-orang dengan latar belakang kehidupan sosial dan budaya yang berbeda-beda. Sayang saya belum pernah berkesempatan mengikuti kopdar karena faktor jarak, kesibukan, dan biaya perjalanan.

Setiap komunitas memiliki dinamika dan manfaat yang berbeda, tergantung pada fokus dan tujuan komunitas tersebut. Penting untuk memilih komunitas yang sesuai dengan minat, nilai, atau tujuan pribadi agar dapat mengoptimalkan manfaat yang diperoleh.

Satu hal yang tidak dapat diabaikan adalah munculnya konflik dalam sebuah komunitas. Untuk meminimalisir hal ini setiap anggota komunitas penting untuk membekali diri dengan kedewasaan berfikir dan kematangan emosional.

Lombok Timur, 12 Juni 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun