Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apa Untungnya Seni Pantomim?

5 Juni 2023   09:26 Diperbarui: 8 Juni 2023   20:01 1558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi pantomim siswa sebelum pengambilan gambar di depan  sekolah (Dokumen SDN 1 Embung Kandong)

Seni pantomim kerap dihubungkan dengan suatu pertunjukan teater non verbal. Sebagai sebuah seni teater, pantomim melibatkan dialog yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada penonton. Dialog dalam pantomim tentu berbeda dengan teater atau drama pada umumnya. Pantomim mengandalkan gerak tubuh dan ekspresi wajah sebagai pengganti dialog untuk menyampaikan pesan-pesannya.

Dengan mengandalkan gerak tubuh dan ekspresi wajah, seni pantomim memerlukan kemampuan atau keterampilan khas. Pemain harus mampu menyampaikan pesan-pesan cerita melalui komuikasi non verbal. Pemain pantomim harus melakukan aksi meniru sesuatu dengan gerakan dan ekspresi yang tampak alami dan terlihat orisinil. 

Dalam kondisi normal, setiap orang dapat melakukan aktivitas rutin seperti berjalan, melompat, memanjat, mengangkat beban, atau aktivitas sehari-hari lainnya. Setiap orang dapat mengangkat lemari, bersandar di dinding, dan duduk di kursi dengan gaya alami dalam situasi yang sebenarnya. Kita semua dengan serta merta akan melakukan gerak refleks tertentu saat kaki tertusuk benda tajam.

Namun, jika dihadapkan pada peniruan gerakan rutin dalam sebuah pentas akan menjadi sesuatu yang berbeda. Pantomimer (pemain pantomim) harus dapat merasakan sebuah objek dalam ketiadaan. Seorang pantomimer harus mampu menunjukkan bahwa saat memainkan sebuah peran gerakannya harus serupa dengan kondisi sebenarnya dan situasi cerita sehingga pesan yang ingin disampaikan kepada penonton dapat diterima dengan baik.

Pantomim, berbeda dengan seni lainnya dalam beberapa unsur. Menjadi pemain pantomim memerlukan penghayatan khusus, kelenturan tubuh, dan ekspresi yang tepat. Dalam konteks pembentukan karakter pada satuan pendidikan, seni pantomim penting untuk dikembangkan jika dihubungkan dengan kutikulum merdeka.

Kurikulum merdeka mengisyarakatkan pembelajaran yang berorientasi ke arah pengembangan kreativitas, pemikiran kritis, dan kemandirian siswa. Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik semata, tetapi juga pada pengembangan kompetensi sosial, emosional, dan keterampilan hidup yang relevan. Jika dikaitkan dengan gagasan merdeka belajar. Apa saja karakter yang dapat dikembangkan melalui pantomim pada satuan pendidikan?

Pantomim melibatkan daya kreativitas dan imajinasi yang kuat. Dalam dunia seni dua kemampuan ini tidak terpisahkan. Imaginasi melahirkan kreativitas. Imajinasi merupakan kemampuan seseorang untuk membayangkan atau membuat gambaran dalam pikiran tanpa stimulus dari dunia nyata. Imaginasi memungkinkan seseorang dapat membayangkan hal-hal baru atau mengubah hal-hal yang sudah ada. Bayangan tentang hal-hal baru itu kemudian melahirkan ide yang dituangkan dalam sebuah karya.

Pantomim sebagai seni yang melibatkan kreativitas dan imajinasi menuntut seorang pantomimer akan berupaya tampil dengan hal-hal baru.  Dalam berpantomim siswa dapat berimajinasi secara bebas dan menemukan cara yang unik untuk menyampaikan pesan melalui gerakan dan ekspresi wajah.

Improvisasi juga menjadi bagian penting. Improvisasi merupakan kemampuan untuk membuat dan bereaksi secara spontan tanpa perencanaan yang matang. Dalam berpantomim, kemampuan improviasi dapat membantu peserta didik mengasah kreativitas mereka dalam menciptakan gerakan dan ekspresi yang menarik tanpa terikat oleh skrip atau rencana yang terperinci. Melalui improvisasi, siswa dapat mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan penampilan mereka dengan cara yang unik.

Dalam menumbuhkan kreativitas dan imaginasi, keterlibatan siswa dalam menyusun skenario pantomim, menentukan karakter, memetakan situasi, dan membuat cerita sangat diperlukan. Proses ini akan dapat merangsang kreativitas mereka, mendorong mereka untuk berpikir di luar kotak, dan mengembangkan kemampuan untuk menghadapi tantangan dengan solusi kreatif.

  • Keberanian dan rasa percaya diri

Tidak semua orang berani tampil di depan umum. Dalam pantomim keberanian untuk tampil di depan banyak orang merupakan faktor penting. Keberanian itu akan membentuk rasa percaya diri yang memungkinkan siswa tampil di hadapan orang banyak tanpa diganggu dengan sikap grogi, sebuah sikap yang dapat menghambat penampilan seseorang saat berada di atas panggung.

Melalui pantomim siswa dapat belajar mengatasi phobia panggung dalam menghadapi tatapan mata banyak orang. Aksi panggung tanpa kata ini akan memungkinkan mereka mengembangkan keberanian dalam menghadapi tantangan, mengungkapkan diri secara kreatif, dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Adanya keberanian dan rasa percaya diri itu akan berdampak pada semangat dan motivasi. Dampak lainnya adalah tumbuhnya keinginan kuat untuk mengembangkan diri dan membangun kreativitas diri secara bertanggung jawab..

  • Empati

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan, pandangan, dan pengalaman orang lain. Ketika seseorang memiliki empati, mereka mampu memasuki perspektif orang lain dan merasakan apa yang mereka rasakan secara emosional. Empati melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami berbagai perasaan sesama, baik itu kegembiraan, kesedihan, ketakutan, atau kekecewaan.

Empati, dalam pantomim, melibatkan kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat dunia dari perspektif mereka, dan merasakan apa yang mereka rasakan. Dengan empati, seseorang dapat mengenali perasaan dan kebutuhan orang lain, dan memberikan dukungan dan pengertian yang sesuai. 

Empati merupakan keterampilan sosial yang penting untuk bagi siswa karena dapat memperkuat hubungan interpersonal, meningkatkan komunikasi, membangun sikap saling pengertian, dan menjalin kerjasama yang lebih baik antara individu. Dengan memiliki empati, seseorang dapat membangun hubungan yang lebih kuat, memfasilitasi pemecahan masalah, dan mengurangi konflik.

Melalui pantomim, siswa dapat menggali empati mereka dengan memerankan karakter yang berbeda-beda. Mereka dapat belajar memahami dan menghayati perasaan, pengalaman, dan perspektif orang lain melalui gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Ini membantu dalam pengembangan empati dan pemahaman sosial yang lebih baik.

  • Disiplin 

Pantomim memerlukan tingkat kedisiplinan dan konsentrasi yang tinggi. Siswa harus belajar mengendalikan gerakan tubuh mereka dengan presisi dan memperhatikan detail kecil. Ini membutuhkan fokus dan latihan yang teratur sehingga dapat membantu mengembangkan disiplin dan konsentrasi dalam kegiatan lain di sekolah dan kehidupan sehari-hari.

Sama dengan kegiatan lainnya, disiplin dalam seni pantomim adalah kunci kesuksesan dalam menghasilkan penampilan yang kuat dan mengesankan. Displin dalam hal ini meliputi disiplin saat latihan dan saat pementasan dilakukan.

Penting untuk diingat bahwa disiplin dalam seni pantomim tidak hanya melibatkan latihan fisik yang konsisten, tetapi juga melibatkan komitmen, ketekunan, dan keberanian untuk terus belajar dan berkembang dalam seni ini.

  • Etika kerja

Etika kerja mengacu pada seperangkat nilai, prinsip, dan norma yang mengatur perilaku dan tindakan seseorang di tempat kerja. Hal ini melibatkan sikap, tanggung jawab, integritas, dan moralitas dalam menjalankan tugas dan berinteraksi dengan rekan kerja dan pihak lain yang terkait.

Kegiatan pantomim memungkinkan terbangunnya etika kerja pada siswa baik di atas panggung maupun di luar panggung. Pantomim melibatkan kerja keras, dedikasi, dan kerja tim. 

Siswa belajar tentang pentingnya berlatih dengan konsisten, menghargai peran setiap anggota tim, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Ini membantu dalam pengembangan etika kerja yang kuat dan pemahaman tentang pentingnya bekerja keras untuk meraih hasil yang diinginkan.

Banyak lagi sikap positif yang dapat dibangun melalui seni pantomim secara khusus maupun seni secara umum. Seni tidak semata-mata memberikan hiburan. Seni juga dapat mengasah kepekaan rasa, sebagai ekspresi diri, merangsang kreativitas dan imajinasi, dan memberikan pengalaman estetika. Sepanjang sejarah seni juga telah dijadikan sebagai instrumen untuk memberikan edukasi dengan cara elegan kepada masyarakat sehingga mampu membentuk kesadaran dan pemahaman tertentu tentang isu-siu yang berkembang.

Lombok Timur, 05 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun