Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Ziarah Kubur Bersama

23 April 2023   18:33 Diperbarui: 23 April 2023   18:53 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit pagi yang cerah. Udaranya yang hangat seolah menyegarkan setiap pikiran kusut. Ada deru sepeda motor berseliweran. Deru itu digenapkan oleh obrolan orang-orang yang berjalan bergerombol di jalan depan rumah saya menuju pemakaman umum. 

Dengan langkah agak pincang akibat terjatuh dari sepeda motor kemarin siang, saya melangkah menuju pemakaman umum yang terletak sekitar 200 meter dari rumah saya.

Menyusuri gang menuju pemakaman, kendaraan roda dua sudah berjajar terparkir di sepanjang jalan kecil itu. Untuk menghindari kemacetan, mobil tidak diperkenankan parkir di sepanjang jalan menuju kuburan. Peziarah harus turun dari kendaraan dan berjalan menuju pemakaman.

"Kapan bisa keluar," tulis seorang peziarah di akun fbnya ketika ziarah berakhir saat menanti susutnya iring-iringan peziarah.

Dokumentasi salah seorang peziarah saat pulang
Dokumentasi salah seorang peziarah saat pulang

Pemandangan ini biasa terlihat pada hari kedua lebaran. Tanggal 2 Syawal, sehari setelah Idul Fitri, merupakan hari ziarah kubur massal. Hari ini menjadi penting masyarakat sekitarnya. Tradisi ini telah berlangsung selama hampir tiga puluh tahun atas gagasan dari seorang tokoh agama setempat. Sebuah tradisi yang berlangsung di Pemakaman Umum Semango, Desa Leming, Lombok Timur.

Suasana pemakaman cukup rindang. Sejumlah pohon besar di area pemakaman menciptakan suasana yang teduh dan memberikan kenyamanan para peziarah. Kondisi ini membuat peziarah merasa betah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ziarah. Di sebelah barat dan selatan, pemakaman dikitari persawahan. Satu-satunya perkampungan yang paling dekat adalah kampung Semango yang berada sebelah barat pemakaman. 

Di tengah makam terdapat sebuah panggung permanen. Dari sinilah para tokoh agama, kiyai, dan para ustadz mengendalikan dan memimpin acara demi acara ziarah massal.

Sejak pagi suara pembacaan surah Yasin dari corong Toa yang dipasang di pemakaman terdengar jelas. Diikuti dengan pembacaan ayat-ayat pendek, tahlil, dan doa yang dipimpin oleh seorang petugas.

Para peziarah tampak khusyuk mengikuti pembacaan Yasin dan doa-doa secara bersama. Mereka bersimpuh menanggalkan segala atribut status sosial, berdoa untuk semua keluarga yang telah mendahului atau memohon keselamatan dan kesehatan bagi keluarga yang masih hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun