Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Tower Penampungan Air di Atas Gazebo

27 Maret 2023   01:13 Diperbarui: 27 Maret 2023   01:15 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penutup lubang sumur (dokpri)

Pembuatan tower penampungan air di rumah saya memiliki riwayat agak unik. Saat itu saya memberikan gambaran kepada tukang bagaimana bentuk dan struktur tower penampungan yang ingin saya bangun. 

Struktur bangunannya dirancang dengan dua fungsi, sebagai bak penampungan air dan berugak (semacam gazebo). Di atas berugak itulah penampungan air ditempatkan. Lantai gazebo dibuat dengan model panggung dengan plat beton. Permukaan sumur dirancang rata dengan permukaan panggung gazebo. Sumurnya dibuatkan penutup beton sebagai lubang kontrol jika sesekali dibutuhkan.

Penutup lubang sumur (dokpri)
Penutup lubang sumur (dokpri)

Bangunannya dibuat persis di atas sumur. Atap atau penutup gazebo juga menggunakan plat beton bertulang, sama dengan lantai atau panggung gazebo. Di atas penutup gazebo itulah bak penampungan air ditempatkan. Bak penampungannya dibuat dengan pasangan bata merah. Untuk menghindari kebocoran, bagian dalam bak dilumuri dengan cat anti bocor.

Saya tidak ingat berapa biaya yang saya habiskan sampai bangunan itu selesai. Satu hal yang masih saya catat adalah kebutuhan besi beton menurut tukang hanya 15 sampai 20 biji dengan berbagai ukuran. Panjang masing-masing besi rata-rata 6 meter. Untuk mengantisipasi kekurangan besi beton saya membelinya sampai 25 biji.

Pengerjaan bak penampunganpun dimulai. Dalam sehari tumpukan besi itu sudah selesai dirakit menjadi kerangka beton. Lucunya besi yang saya beli itu hanya cukup untuk membuat tiangnya saja.

Saya benar-benar merasa dikibuli. Akhirnya saya membeli lagi bahan konstruksi itu sampai cukup. Kalau tidak salah volumenya mencapai 75 biji dengan berbagai ukuran. Ternyata tukang bangunan itu juga tukang kibul.

Dia terpingkal melihat saya pusing dengan pembengkakan bahan material. Tidak sesuai dengan perkiraannya. Tetapi tidak apa-apalah. Kalau bukan karena hasil kibulannya bangunan itu tidak akan jadi.

Bersamaan dengan pemasangan kerangka tiangnya, dipasang pula instalasi pipa untuk menaikkan/menurunkan air ke/dari penampungannya. Pipa-pipa itu ditanam pada tiang bangunan agar lebih praktis.

Pipa itu kemudian dihubungkan ke kran air di kamar mandi, dapur, dan beberapa titik di halaman rumah.

Pada awalnya bak hanya menggunakan penutup asbes bergelombang. Hal ini menyebabkan bak kemasukan debu jalanan. Asbesnya juga mengalami kerusakan sehingga diganti dengan plat beton tipis. Sekarang cukup aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun