Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Keluarga Bebas Anak, Ada Alasan Tidak Normatif

12 Februari 2023   22:36 Diperbarui: 13 Februari 2023   05:22 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber canva for edu

Childfree berarti tidak menjadi orang tua. Dilansir dari ScienceDirect, sebuah studi di Swedia menunjukkan bahwa pilihan untuk tidak menjadi orang tua dipicu oleh sejumlah alasan. 

Sebagian besar mereka yang memilih tidak menjadi orang tua, menggambarkan anak sebagai konsep yang terpisah dari dirinya sendiri. Di antaranya ada yang menganggap anak tidak menarik dan sesuatu yang tidak mereka rindukan. Tidak ada sisi kehidupan anak-anak yang menarik bagi mereka. 

Argumen di atas tidak berakhir sampai di situ. Ada juga yang merasa tidak memiliki kemampuan sebagai orang tua, pengalaman traumatik pada masa kanak-anak, sampai kondisi keuangan yang buruk. Alasan lainnya karena kehidupan dunia dewasa ini bukan tempat yang baik untuk anak-anak untuk menggambarkan kelebihan populasi dan pencemaran global.

Beberapa orang beralasan bahwa perempuan lebih banyak mengambil tanggung jawab mengasuh anak daripada laki-laki. Hal ini dianggap tidak setara dan menjadi jebakan bagi perempuan. 

Sekelompok orang lainnya beralasan lebih bebas melakukan hal-hal positif untuk dirinya tanpa terganggu dengan kehadiran anak dalam keluarga. Mereka dapat melakukan banyak hal menyenangkan tanpa terganggu oleh aktivitas mengasuh anak. Mereka melihat orang yang memiliki anak menghabiskan banyak waktu dan energi.

Sebuah artikel dalam majalah forbes edisi April 2021 menyebutkan bahwa perempuan tanpa anak dapat berbagi lebih banyak kekayaannya dengan orang lain yang membutuhkan.

Mencari Kebebasan, Awet Muda, Lebih Banyak Berbagi?

Di antara alasan-alasan itu beberapa alasan bisa diterima, seperti alasan beban finansial, faktor pertumbuhan populasi, dan kesehatan lingkungan global. Akan tetapi, beberapa alasan lain tampak tidak normatif dan masih terbuka untuk didiskusikan.

Jika karena alasan kebebasan, tidak seorangpun memiliki kebebasan utuh dalam hidupnya. Kita selalu dihadapkan kepada ikatan atau aturan tertentu yang membuat kita tidak dapat menggenggam kebebasan secara mutlak. Di tempat kerja kita berhadapan dengan peraturan perusahaan. Pada banyak hal dalam kehidupan sosial kebebasan kita dibatasi oleh hak-hak orang lain di sekitar kita.

Gita Savitri memiliki alasan agar tetap awet muda dengan tidak menjadi orang tua. Lalu sejauh mana yang bersangkutan mampu mempertahankan diri dari ancaman penuaan. Berapa lama dia akan tetap cantik dan pribadi yang menggairahkan. Penuaan dan kerentaan menjadi sebuah keniscayaan.

Tidak menjadi orang tua atau hidup bebas anak bukanlah alasan untuk dapat berbagi kekayaan. Jika asumsinya berbagi kekayaan lebih banyak kepada sesama lalu anak itu siapa. Bukankah mereka juga manusia yang lahir dari rahim seorang perempuan? Alasan ini sangat tidak rasional dan seolah berbagi kepada anak adalah tindakan yang tidak bermanfaat.

Dengan atau tanpa anak setiap orang dapat membantu orang lain sejauh kemampuan yang dimilikinya. Anak-anak bukanlah halangan untuk berbagi kepada sesama jika seseorang memang memiliki kemampuan dan kesungguhan.

Anak sebagai Sumber Kebahagiaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun