Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Punya Nafsu (Membaca) Besar, Lampiaskan via iPusnas

28 Januari 2023   11:03 Diperbarui: 28 Januari 2023   15:54 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/screenshot iPusnas pada smartphone 

Budaya baca (membaca) dapat dimaknai sebagai kegiatan yang sudah melekat dan menjadi kebiasaan seseorang. Kebiasaan itu mendorongnya memiliki pengetahuan dan hasil karya baru. Sebagai sesuatu yang sudah melekat, aktivitas membaca akan dilakukan seseorang secara teratur dan menjadi aktivitas yang rutin dalam kesehariannya. Membaca dilakukan secara konsisten dan menjadi sebuah kebutuhan.

"Buku adalah jendela dunia".

 Ungkapan purba di atas telah menjadi pengetahuan umum masyarakat luas. Adagium ini berarti bahwa membaca buku dapat membuka cakrawala berfikir dan memperluas wawasan seseorang. Argumentasi ini dapat dipahami mengingat buku merupakan sumber informasi yang mewartakan berbagai peristiwa dari masa ke masa di banyak belahan bumi, menyajikan sejumlah ilmu pengetahuan tentang sejumlah bidang kehidupan manusia seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, dan berbagai aspek lain yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan manusia.

Sejauh ini budaya baca belum sepenuhnya menjadi keseharian masyarakat Indonesia, khususnya. UNDP atau United Nation of Development Program, badan PBB yang bergerak dalam pembangunan negara-negara dunia,  mencatat (dalam Herminingrum, dkk: 2020) bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2013 berada pada peringkat ke 108 dari 187 negara yang dijadikan sebagai sasaran riset. Salah satu pondasi IPM itu adalah kesadaran literasi.

Dari sumber yang sama, pada tahun 2016, UNDP juga merilis daftar negara peringkat literasi dunia. Rilis itu menempatkan Indonesia pada urutan ke 113 dari 187 negara yang disurvei. Indonesia jauh tertinggal di bawah Singapura yang berada pada urutan ke 5, dan Brunei pada urutan ke 30. Bahkan sangat senjang dari Malaysia yang berada pada urutan ke 59, Sri Lanka pada urutan ke 73, dan Thailand pada urutan ke 79.

Riset berbeda dengan tajuk World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dalam minat membaca. Posisi ini persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Botswana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa. (dikutip dari laman kominfo)

Kondisi tersebut membuat pemerintah terus memacu kebiasaan membaca untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat. Tidak saja perpustakaan fisik tetapi juga dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital. Pemerintah sendiri berupaya berbenah dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk memberikan kemudahan mengakses bahan bacaan berkualitas bagi masyarakat.

Aplikasi iPusnas

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam adaptasi teknologi adalah meluncurkan perpustakaan digital. Perpustakaan digital itu adalah aplikasi iPusnas.

iPusnas adalah aplikasi yang diluncurkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Ipusnas dapat dioperasikan pada perangkat smartphone dan komputer/laptop. Aplikasi ini merupakan sebuah inovasi perpustakaan digital yang dapat diakses secara gratis oleh masyarakat luas.

Dengan smartphone atau gawai di tangan para maniak baca dapat melampiaskan nafsu membacanya kapan saja dan di mana sahaja.

Jika menggunakan smartphone iPusnas dapat diunduh melalui PlayStore. Aplikasi ini juga dapat diakses melalui perangkat komputer atau laptop. Hanya saja pada komputer diperlukan aplikasi BlueStacks.

BlueStacks adalah aplikasi emulator yang berfungsi untuk mengubah lingkungan komputer menjadi lingkungan android. Aplikasi ini pada dasarnya biasa digunakan para gamer untuk memainkan game versi android yang pada perangkat windows seperti komputer atau laptop.

Kemudahan yang ditawarkan iPusnas yaitu layanan meminjamkan ebook kepada pengguna secara gratis dengan durasi waktu tiga hari. Setelah masa peminjaman berakhir, ebook tersebut dengan sendirinya menghilang dari daftar peminjaman pengguna atau pemustaka.

Selain itu aplikasi ini dilengkapi dengan tool eReader sehingga penggunanya dapat membaca ebook secara langsung pada aplikasi tersebut tanpa tambahan alat lainnya.

Aplikasi iPusnas sangat mudah digunakan.  Setelah mengunduh secara gratis, iPusnas kemudian diinstall pada smartphone atau komputer. Untuk menjadi member iPusnas pengguna harus mendaftar menggunakan akun Email. Pendaftaran dapat pula dengan menggunakan akun Facebook.

Durasi keanggotaan iPusnas ini berlaku selama satu tahun dengan perpanjangan secara otomatis. 

Jika ingin mencari sebuah buku, cukup mencari melalui tombol search lalu klik buku yang ingin dipinjam. Sebelum itu, pengguna juga bisa melihat review buku yang akan dipinjam melalui sinopsis yang tercantum pada file buku tersebut. Jika buku yang akan dipinjam kehabisan stock,  pengguna dapat memasukkan buku pinjaman dalam daftar antrian.

Buku yang sudah diunduh dapat dinikmati pengguna baik secara online maupun offline. Jumlah maksimal buku yang dapat dipinjam dibatasi sampai lima buku. 

Kelebihan lainnya, seorang member juga dapat saling mengikuti dengan member lain. Sesama member juga dapat saling berinteraksi dan merekomendasikan buku satu sama lain.

Cara kerja dari iPusnas ini sudah sangat praktis dan mudah, sehingga kebutuhan informasi penggunanya dapat terpenuhi.

Aplikasi iPusnas mampu menyediakan informasi bagi pengguna tanpa terhalang waktu dan jarak sebagaimana perpustakaan konvensional yang bersifat fisik. Layanannya dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat dan tidak hanya terpaku pada kelompok masyarakat tertentu saja. 

iPusnas, secara umum, menyediakan buku-buku yang berkualitas sekaligus sebagai wadah promosi bagi penulis maupun penerbit.

iPusnas dilengkapi dengan sejumlah menu berupa kategori buku. Dengan menu ini sangat memudahkan member untuk memilih jenis buku yang terdiri dari puluhan kategori, mulai dari agama, budaya, ekonomi, sastra, politik, sampai petunjuk teknis berupa tips atau trik melakukan sesuatu.

Ada kategori ePustaka yang memuat bidang khusus, pemerintahan, sekolah, tokoh dan umum.

Menu lainnya bergambar bintang. Saya tidak begitu paham menu satu ini. Namun dilihat dari isinya tampak menu ini merupakan menu pemberitahuan tentang anggota yang baru bergabung dan anggota yang memasukkan buku baru ke dalam aplikasi. Mudah-mudahan saya tidak keliru.

Jika pengguna sudah meminjam buku, pinjamannya dapat dilacak pada menu pinjaman. Melalui menu pinjaman ini pengguna dapat membuka dan membaca buku yang dipinjam secara online dan offline.

Rupanya aplikasi ini berfungsi sama dengan media sosial. Di sudut kanan atas tersedia simbol lonceng yang memungkinkan pengguna dapat mem-follow pengguna lain dan berinteraksi melalui tool semacam chat.

Saat ini saya sedang membaca novel Jentera Lepas karya Ashadi Siregar. Belum sepertiga dari novel itu saya baca sementara masa penjam sudah dua hari. Saya memiliki limit waktu satu hari lagi.

Bagi Kompasianer yang memiliki nafsu membaca tak tertahankan silakan akses iPusnas 

Lombok Timur, 28 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun