Malam ini saya membuka kompasiana. Ada angka merah pada menu notifikasi bertanda lonceng di sudut kanan atas. Tentu angka merah itu bukan nilai rapor. Kompasianer pasti tahu dan mengalami rasa girang karena angka itu bisa berupa respon sesama kompasianer atau adanya topik pilihan yang ditawarkan admin untuk dijadikan tulisan.
"Klik...!" Saya menekan fitur notifikasi tersebut. Benar saja salah satunya berisi topik pilihan yang ditawarkan admin sebagai bahan dasar tulisan. Topik itu tentang gaya rambut. Rambutnya dihubungkan dengan nasib pula. Apa hubungannya rambut dan nasib? Pertanyaan ini tidak perlu dijawab.
Saat membaca topik pilihan tersebut, saya pikir admin kurang peka, tidak empati, dan tidak memiliki selera humor. Mengapa harus menawarkan gaya rambut? Ini diskriminatif. Tidakkah admin paham? Ada banyak orang tidak lagi dapat membanggakan diri dengan mahkota bernama rambut itu. Banyak orang sudah kehilangan kesempatan untuk memilih bentuk rambut yang diinginkannya. hihi
Mengapa? Tidak perlu menempuh sekolah tinggi untuk mengidentifikasi orang-orang yang tidak mendapatkan empati admin.
Ketika ajakan untuk menulis tentang gaya rambut, saya tidak tahu seperti apa model rambut yang bisa saya pilih. Apalagi ajakan untuk menuliskan potongan rambut yang dianggap sesuai dengan penampilan.
Saya juga tidak ingin kembali ke masa lalu ketika rambut saya mengalami masa keemasan. Kembali ke masa lalu tentu tidak salah tetapi saya lebih memilih menatap masa depan tanpa disibukkan dengan gaya rambut.
Baiklah..! Saya bisa saja memilih sebuah gaya rambut untuk menyambut tahun baru 2023. Namun terbatas sampai pada titik ini. Hanya berhenti pada pilihan dan selera. Selebihnya pilihan dan selera itu tidak akan menjadi kenyataan.
Satu-satunya penampilan yang bisa saya pilih adalah hidup tanpa rambut. Menjadi botaker. Sebuah istilah untuk menyebut seseorang dengan kepala botak.
Menjadi botaker bagi saya sebuah pilihan sekaligus bukan pilihan. Sebagai pilihan saya harus menjadi botaker karena alasan di atas. Saya tidak merasa memiliki kekuatan hidup dengan rambut yang kosong pada bagian tertentu. Lebih baik gundul sekalian.
Saya mulai memilih menjadi botaker sejak 6 sampai 7 tahun terakhir. Penyebabnya karena rambut saya hanya bisa bertahan dalam beberapa helai sahaja pada kepala bagian atas sampai ke area depan. Pada saat yang sama warnanya juga memutih. Sudah tumbuhnya jarang, putih pula. (Silakan tersenyum)
Menjadi botaker juga bukan pilihan saya. Sebagian besar orang memiliki rasa percaya diri dengan kepala ditumbuhi rambut tebal dan hitam. Setiap orang sejak kecil tidak pernah memilih untuk hidup dengan kepala tanpa rambut.
Perubahan fisik dan gaya hidup membuat orang memilih menjadi botaker. Kepala gundul adalah botaker. Ini sebuah definisi yang baku dan abadi. Akan tetapi, pilihan menjadi botaker didorong oleh sesuatu yang berbeda pada setiap orang. Sekali lagi karena perubahan fisik (rambut menipis) atau sebagai salah satu pilihan gaya hidup.
Awalnya istri saya tidak setuju dengan pilihan itu. Saya berusaha meyakinkan bahwa saya merasa lebih sexy dengan kepala nir-rambut. Saya juga berupaya mempengaruhi istri saya agar dapat berdamai dengan pilihan saya. Berbagai cara saya lakukan agar istri saya memahami pilihan saya. Saya terus meyakinkan bahwa kepala botak adalah penampilan dan gaya masa kini dan masa depan.
Saya tunjukkan sejumlah pesohor botak dalam negeri seperti Dedy Corbuzer, Andi F. Noya, Indro Warkop, Ahmad Dani, atau Wendi Cagur. Tidak lupa saya membawa nama-nama besar pemain film Hollywood seperti Bruce Willis, Samuel L. Jackson, Jason Statham, Dwayne Johnson, sampai Vin Diesel. Mereka semua memilih menjadi gundul. Dan mereka tampil sexy.
Setelah berbulan-bulan sejak saya menjatuhkan pilihan menjadi botaker, istri saya mulai menyadari bahwa saya lebih nyaman hidup tanpa sehelai rambut. Kini saya tidak lagi berdebat dengan istri saya tentang pilihan saya sebagai botaker.
Lombok Timur, 09-12-2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H