Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sikap Bijaksana Menghadapi Bahaya Kerumunan Mengerikan

1 November 2022   19:39 Diperbarui: 1 November 2022   20:49 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Diolah dari Canva

Jika sekadar ingin mendapatkan informasi tentang kegiatan tersebut, Anda dapat mencari informasi dari media atau bertanya kepada rekan-rekan Anda. Andaipun harus hadir, Anda perlu membekali diri dengan pemahaman bagaimana sikap Anda saat berada di lautan kerumunan.

Kerumunan merupakan kumpulan orang yang diikat oleh sebuah kepentingan. Kerumunan itu bisa dilakukan secara terencana atau tidak terencana sama sekali. Kondisi kerumunan akan berjalan normal ketika tingkat kepadatannya masih dalam batas yang wajar. 

Namun suasana kerumunan itu bisa berubah menjadi kepanikan massal saat tingkat kepadatan itu bertambah. Apalagi pada titik kritis. Dr Milad Haghani dari University of New South Wales di Australia, dosen senior di Sekolah Sipil dan Teknik Lingkungan, mengungkapkan:

"Ketika kerumunan mencapai tingkat kepadatan kritis itu, tidak ada individu dalam kerumunan yang pada dasarnya bertanggung jawab atas tindakan atau gerakan mereka. Tidak ada orang yang dapat memutuskan ke mana harus pergi atau bagaimana harus bereaksi."

Apa yang dikatakan Milad di atas cukup beralasan. Bayangkan ketika kita berada di tengah pusaran kerumunan yang berhimpit-himpitan. Hal yang bisa kita lakukan hanya mengendalikan rasa cemas dan panik tanpa mampu menggerakkan diri akibat tekanan manusia yang memadat di sekeliling kita.

Oleh karena itu, ketika berada dalam kerumunan normal sebaiknya Anda memilih ruang yang lebih lega dan dekat dengan akses yang memungkinkan Anda dapat menjauh dari kerumunan ketika kepadatannya menunjukkan peningkatan. 

Ketika kerumunan sampai pada puncak kritis, Anda, bahkan, pengendali kerumunan pun tidak akan berbuat apa-apa dalam beberapa menit. Banyak orang tidak akan mampu bertahan dengan asupan oksigen yang terus menipis dalam beban tekanan tubuh dari semua arah.

Dikutip dari Kompas, hasil riset menunjukkan bahwa manusia hanya dapat bertahan hidup selama tiga hingga empat menit tanpa oksigen atau bernapas. Bayangkan jika Anda terpasung lebih lama dari yang dibutuhkan untuk bertahan tanpa oksigen.

Lombok Timur, 01  November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun