Gedung dan barisan lapak itu merupakan batas antara taman dan hutan kota. Di tempat ini juga tersedia sebuah mushola kecil bagi pengunjung yang ingin melaksanakan shalat.
Pada malam hari di sisi barat taman juga diramaikan oleh para pedagang berbagai jenis makanan. Kelompok pedagang ini biasanya melakukan aktivitas niaganya setelah maghrib.
Area taman merupakan bagian yang terbuka. Taman tidak menggunakan pagar pembatas sehingga pengunjung bisa masuk dari mana saja.
Sejumlah beringin dengan ukuran cukup besar merindangi sisi utara dan timur taman. Kehadiran pohon itu menciptakan suasana sejuk dan nyaman.
Di tengahnya, sebuah kolam berbentuk lingkaran dengan air mancur menggenapkan statusnya sebagai taman. Di tengah kolam itu sendiri berdiri sebuah tugu mirip salah satu buah catur raksasa. Di sekeliling kolam, pengunjung bisa duduk di tempat yang telah disiapkan sambil menikmati pemandangan taman.
Di beberapa sudut taman tersedia pula fasilitas bermain untuk anak-anak, seperti ayunan, jungkat jungkit, dan perosotan. Fasilitas ini senagja disediakan mengingat pengunjung tidak saja orang dewasa tetapi juga balita dan anak-anak.
Taman Kota Selong merupakan ruang terbuka hijau sebagai lokasi bersantai warga sekitar. Banyak juga warga yang datang dari luar kota untuk sebuah keperluan. Mereka biasanya singgah di tempat ini sekadar untuk melepaskan penat setelah menyelesaikan suatu urusan.
Pengunjung dapat memilih tempat duduk santai di tempat yang disediakan para pelapak sambil memesan makanan atau minuman. Pengunjung juga dapat memilih tempat yang lebih terbuka di bawah rimbun pepohonan.
Sore hari taman ini biasanya ramai pengunjung. Anak-anak, remaja, dan orang tua. Menjelang malam sisi barat taman berjajar pedagang makanan yang menawarkan berbagai jenis makanan.
Taman kota Selong tidak saja berfungsi sebagai pusat rekreasi tetapi juga kerap digunakan untuk kegiatan pentas budaya lokal, car free day, dan peringatan hari-hari penting Nasional.
Satu hal yang menarik adalah kehadiran sebuah komunitas literasi Perjal (Perpustakaan Jalanan) yang menyediakan kesempatan kepada warga. Komunitas ini memanfaatkan taman sebagai sentra literasi dalam rangka membangun budaya baca masyarakat.