Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebatang Anggur di Halaman Ayah

14 Juni 2022   15:35 Diperbarui: 8 Oktober 2022   11:00 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini bagus. Tapi harganya mahal. Anggur yang biasa saja. Yang merambat. Nanti dibuatkan para-para," kata ayah memutuskan.

Sekarang anggur itu sudah merimbun. Beberapa kali cucu-cucu ayah sudah dapat menikmati buahnya. Beliau selalu tersenyum ketika melihat anak cucunya menikmati anggur. 

Begitulah Ayah. Senang bertanam. Halamannya penuh dengan segala macam tanaman. Beliau juga menanam cabai dalam polybag di salah satu sisi halamannya. Tiga batang markisa berbaris di halaman depan. Seluruh pinggir dinding halamannya hampir tidak ada jeda oleh pot tanaman. Ada sirih yang menjalar merengkuh tembok halaman dan tiang lampu.

Stek anggur hanya sekitar dua jengkal yang ditanamnya dulu sekarang telah bercabang bagai kaki gurita raksasa mencengkeram para-para. Ayah selalu menikmati proses dari setiap tindakannya. Beliau senantiasa sungguh-sungguh melakukan sesuatu. Amat jarang saya mendengar keluhnya. 

Sebatang anggur milik Ayah. Hanya sebatang. Tetapi tanaman rambat itu telah melukiskan kesungguhannya ketika melakukan sesuatu.

Keberadaan anggur di depan teras itu telah menjelaskan bahwa beliau adalah pribadi yang sabar dan serius merawat sesuatu, sebagaimana beliau sangat serius merawat cinta almarhumah Ibu. Bahkan setelah Ibu pergi, beliau selalu berpesan, "Jangan lupa do'a untuk Ibumu!"

Lombok Timur, 14 Juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun