Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cara Menghadapi Multitasking

12 Juni 2022   12:37 Diperbarui: 15 Juni 2022   16:42 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari Canva

Apa itu multitasking? 

Dilansir dari dicoding, multitasking merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menghadapi dua atau lebih tugas, pekerjaan, atau masalah dalam waktu yang sama. 

Multitasking juga diartikan sebagai cara atau seni menghadapi dua pekerjaan atau lebih dan menyelesaikannya secara bergantian dalam waktu singkat.

Multitasking itu semacam suatu seni mengubah fokus secara cepat dari pekerjaan yang satu ke pekerjaan yang lainnya secara bergantian. 

Multitasking, pada dasarnya bukanlah kemampuan melainkan lebih mengacu kepada sebuah keadaan, kondisi, atau situasi yang dihadapi seseorang. Hanya saja dibutuhkan kemampuan untuk mengubah kondisi tersebut sesuai harapan.

Banyak orang yang mampu menghadapi dua pekerjaan sekaligus tetapi juga tidak sedikit yang gagal melewati dua kondisi yang berbeda. Apalagi ketika pekerjaan itu memiliki waktu yang terbatas. 

Sabtu, 11 Juni 2022, saya dihadapkan pada (paling tidak) satu kegiatan yang memerlukan keterlibatan saya secara utuh di lokasi kegiatan. Sedangkan dua kegiatan lainya kegiatan daring. 

Pertama, kegiatan penguatan komite pembelajaran sekolah penggerak yang dimulai pukul 07.30 waktu setempat, ini dilakukan secara luring, tatap muka.

Kegiatan ke dua, pada hari yang sama, 3 jam berikutnya, pukul 10.00 WIB, saya harus bergabung di ruang Gmeet untuk mengikuti pelatihan Google Master Trainer Batch 6 2022. Ini hal yang dilematis, 

Di satu sisi saya membutuhkan materi penguatan komite pembelajaran yang memang sangat dibutuhkan untuk melakukan pengembangan sekolah. 

Di sisi lain, saya juga membutuhkan keterampilan digital lebih yang lebih baik untuk diimbaskan kepada rekan guru dan siswa untuk mendukung proses pembelajaran dan upaya digitalisasi sekolah.

Sedangkan kegiatan ketiga adalah menjawab tantangan menulis 30 hari setiap hari di blog yang digagas Dr. Wijaya Kusumah. Pria yang akrab disapa Omjay itu adalah seorang guru, blogger nasional, dan motivator. 

Tiga kegiatan itu menuntut saya mampu mengikutinya dan tentu saja memerlukan konsentrasi dan energi yang sama. Artinya, saya membutuhkan energi yang berganda. Jika salah satu dari tiga kegiatan itu bisa diwakilkan kepada orang lain, saya tidak mengandalkan kemampuan multitasking yang saya miliki.

Gambar diolah dari Canva
Gambar diolah dari Canva

Tepat pukul 07.30 waktu setempat kegiatan penguatan komite pembelajaran dimulai. Didampingi, pelatih ahli, saya yang tergabung dalam ruang 1 dengan peserta yang terdiri dari kepala sekolah, guru, dan pengawas.

Saat kegiatan berlangsung, pesan dari Google Chat terus berdenyut dari peserta pelatihan Google Master Trainer. 

Untungnya pelatihan ini juga menggunakan Youtube sebagai alternatif agar materinya dapat diakses peserta yang terkendala saat pertemuan sinkronus melalui Google Meet berlangsung. Jadi saya dapat mengabaikannya sampai kegiatan penguatan selesai.

Saat mengikuti kegiatan penguatan, saya mencoba membuat catatan kecil tentang materi dan hasil kegiatan tersebut. 

Kegiatan penguatan berakhir sampai menjelang ashar. Catatan materi kegiatan juga dapat saya selesaikan dan menjadi salah satu artikel hari ke 2 untuk menjawab tantangan Omjay.

Kegiatan penguatan komite usai dan saya pulang bersama peserta lain. Selepas Isya saya mulai membuka materi pelatihan GMT. 

Saya mempelajari beberapa tugas yang diunggah trainer pada aplikasi Google Classroom. Tugas itu tidak terlalu banyak hanya menyangkut beberapa materi yang dapat saya selesaikan saat itu juga.

Demikianlah cara saya menghadapi situasi multitasking, diperlukan tindakan tepat ketika menghadapi semacam itu. Jika berhadapan dengan multitasking, mungkin tips berikut dapat dicoba.

1. Tenangkan Pikiran

Situasi multitasking acapkali menimbulkan efek psikologis pada seseorang dalam bentuk kepanikan, gugup. Akibatnya, yang bersangkutan mengalami kegagapan dan tidak tahu harus bertindak. Hal ini dipicu oleh pikiran yang terbelah kepada beberapa tugas yang harus diselesaikan.

Untuk menenangkan pikiran, bisa dilakukan dengan keluar ruangan. Pikiran perlu dilegakan dengan melihat alam yang lebih lega dari ruang kerja yang sering membosankan. Tanamkan keyakinan dan rasa percaya diri bahwa semua tugas dapat diselesaikan tepat waktu.

2. Analisis Tugas Berdasarkan Urgensinya

Apabila kepanikan itu sudah berlalu, seseorang dapat mulai melakukan analisis tugas-tugas tersebut. Urutkan tugas tersebut berdasarkan urgensi dan limit waktu penyelesaiannya. Jika ada tugas yang saling berhubungan, gunakan salah satu tugas untuk memenuhi tugas yang lain.

Sebagai contoh, saya menjawab dapat menjawab tantangan Omjay dengan membuat catatan hasil kegiatan penguatan komite pembelajaran. Inilah yang saya maksud menggunakan sebuah tugas untuk menyelesaikan tugas yang lain.

3. Pengelolaan Waktu

Hasil analisis terhadap tugas di atas dapat dijadikan sandaran untuk mengelola waktu dalam menyelesaikan tugas itu sendiri. 

Pergunakan waktu seefektif mungkin. Tetap konsentrasi. Kurangi rasa penat dengan keluar dari ruangan atau tempat kerja sambil mengalihkan perhatian sejenak. Tidak menutup kemungkinan di luar ruangan muncul inspirasi yang membantu menyelesaikan tugas.

4. Jangan Matikan Gadget

Sebuah artikel menyebutkan salah satu tindakan yang harus diambil dalam kondisi multitasking yaitu mematikan gadget.

Menurut saya, tidak masalah gadget tetap aktif. Gadget dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk menyelesaikan pekerjaan. Alat ini memungkinkan seseorang mencari jalan keluar atau solusi terbaik dari permasalahan yang dihadapi dengan cara googling atau menghubungi teman-teman di luar sana yang pernah mengalami hal serupa.

5. Motivasi Diri

Motivasi diri yang saya maksud adalah motivasi internal, motivasi yang tumbuh dari kesadaran diri. Motivasi dari orang lain juga penting, tetapi harus ditopang oleh motivasi individual yang kuat. Motivasi diri yang kuat akan menumbuhkan semangat kerja dan rasa percaya diri yang maksimal.

Pada akhirnya multitasking sebenarnya pernah menjadi keseharian setiap orang. Kondisi ini bisa berakhir pada 3 titik: 1) tidak ada tugas yang selesai karena panik, 2) Salah satu tugas dapat diselesaikan dan yang lain terabaikan, atau 3) semua pekerjaan rampung pada waktunya.

Lombok Timur, 13 Juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun