Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Writer's Block (Catatan Diskusi Belajar Menulis PGRI Gelombang 25-26)

5 Juni 2022   00:06 Diperbarui: 5 Juni 2022   05:55 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Writer's block merupakan sebuah kondisi dimana seorang penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk menuangkan idenya. Writer's block dapat juga diartikan sebagai kebuntuan ide, kehilangan gagasan, atau kesulitan menentukan sebuah topik yang akan dijadikan landasan dalam tulisannya.

Bisa jadi seseorang sudah menemukan ide dasar tetapi terkendala ketika ide itu akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang komprehensif. Pada titik ini, seorang penulis mengalami kesulitan mengkonsentrasikan pikirannya, kaburnya inspirasi menulis, atau tersendatnya gagasan-gagasan pendukung untuk melengkapi tulisan. Ini merupakan indikator writer's block. Akibatnya, seseorang menulis lebih lambat.

Writer's block pada dasarnya disebabkan oleh dua hal. Pertama, seseorang sedang berada dalam perasaan stres, mengalami depresi, atau didera frustrasi karena berhadapan dengan persoalan tertentu. Secara psikologis, dalam hal ini, seseorang dihadapkan pada satu atau lebih permasalahan hidup yang harus dipecahkan pada saat yang bersamaan.

Ke dua, writer's block juga dapat disebabkan oleh tulisan "an sich", seperti mencoba topik, metode, atau genre tulisan baru. Hal yang baru itu terlihat menarik tetapi referensi yang dimiliki penulis sangat kurang atau pengetahuannya belum cukup mendukung untuk mengulas topik tersebut. Penyebab lainnya bisa jadi penulis memiliki pikiran yang terlampau perfeksionis, tulisannya harus terlihat sempurna.

Jika stress karena sesorang berhadapan dengan permasalahan hidup di luar kegiatan menulis writer's block itu bisa berlangsung lama dan berhari-hari, bahkan bisa mencapai mingguan, sampai permasalahan itu selesai. Akan tetapi, jika penyebabnya karena mendapatkan tantangan topik atau metode baru hal itu tidak akan berlangsung lama.

Untuk mengatasi penyebab ke dua, seseorang dapat mencari referensi sesuai dengan topik tulisannya. Dengan kemajuan teknologi informasi saat itu, kendala referensi itu dapat dianulir dengan mesin telusur atau googling. Writer's block jenis ini dapat diatasi dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Writer's block dapat menerpa setiap orang, penulis pemula atau penulis profesional. Bagaimana mengatasinya? Dalam kondisi psikologis yang tidak menentu atau stress, seseorang yang memang senang menulis, dapat menumpahkan permasalahan itu dalam bentuk tulisan.

Saya ingat ketika saya masih remaja, ketika saya menuliskan cerita harian dalam buku diary. Berbagai pengalaman harian biasanya saya tuliskan sedemikian rupa. Hal-hal menyedihkan, pengalaman lucu, atau menyenangkan saya tuangkan di dalamnya. Saya sedikit lega jika pengalaman tidak menyenangkan berhasil saya ekspresikan secara tertulis dalam diary.

Dengan mengeksprseikan pikiran, perasaan, kecamuk psikologis dalam tulisan, seseorang bisa jadi akan merasa lebih rileks dan nyaman. Hal ini menunjukkan bahwa menulis dapat dijadikan media healthy mind (menyehatkan pikiran).

Saat ini setiap orang dihadapkan dengan kemajuan teknologi informasi, Menulis pengalaman sehari-hari dalam buku diary mungkin sudah jarang dilakukan. Mereka yang akrab dengan flatform media tulis berbasis digital dapat menuangkan pengalaman sehari-hari melalui blog, websites, atau melalui jariangan media sosial. Tulisan itu tentu saja harus disajikan dengan cara yang elegan, menarik, dan manfaatnya dapat dipetik oleh pembacanya.

Satu hal yang patut dijadikan catatan. Sebelum menulis sebaiknya didahului dengan membuat kerangka tulisan atau paling tidak point-point yang akan dikembangkan menjadi tulisan lengkap. Dengan karangka atau point-point yang sudah dirumuskan, seseorang akan dapat menyusun tulisan secara terarah, terstruktur, dan tidak kehilangan pijakan.

Lombok Timur, 01-06-2022

Catatan :

Nara Sumber : Ditta Widya Utami, S.Pd

Moderator : Lelly Suryani Official

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun