Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

TGB (Tuan Guru Bajang) dan Moderasi Beragama

26 Mei 2022   01:20 Diperbarui: 26 Mei 2022   11:45 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Facebook NWDI Center

Menurutnya, ulama harus memperlebar jalur dan media untuk berdakwah. Ulama harus mampu berperan mewujudkan pemahaman agamanya melalui jalur yang lebih dari sekadar ceramah. Majdi sering merujuk sejarah kepemimpinan dalam umat Islam sejak zaman sahabat dimana para khulafa'urrasyidin tidak saja sebagai pemimpin agama tetapi sekaligus sebagai pemimpin negara. Ulama, menurut Majdi, harus memiliki otoritas agama dan politik untuk mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Cara berfikir itu membawa Majdi ke kancah politik dan mengikuti kontestasi pemilihan anggota legislatif. Dengan basis jamaah yang sangat kuat dan melimpah, Majdi melenggang ke senayan sebagai salah satu anggota DPR pada tahun 2004.

Selanjutnya Majdi mewujudkan perpaduan ambisi keagamaan dan politiknya dengan melaju mencalonkan dirinya bersaing memperebutkan kursi gubernur NTB pada tahun 2008. Berkat kepiawaiannya Majdi berhasil menjadi gubernur selama 2 periode dengan sejumlah prestasi yang berhasil ditorehkan. Saat terpilih pertama kasli sebagai gubernur, pria hafiz Qur'an ini dinobatkan sebagai gubernur termuda dalam usia 37 tahun. Bahkan, hamparan sirkuit MotoGP Mandalika yang beberapa bulan terakhir ini menjadi trending topik media di berbagai belahan dunia, tidak lepas dari peran Majdi saat menjabat gubernur NTB.

Satu hal menarik dari pribadi Majdi adalah kerendahan hatinya. Saat event MotoGP, tersebar video tentang Majdi yang menolak ajakan untuk duduk di panggung utama bersama pejabat lain. Dia memilih duduk bersama keluarganya di tribun umum dan melebur dengan penonton lain.

Ketika pilpres terakhir, Majdi secara terbuka memilih mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf. Sikap politik itu membuatnya menjadi bahan bullying lawan politik Jokowi-Ma'ruf. Bahkan ketika Yahya Waloni dalam sebuah ceramahnya mengartikan TGB sebagai Tuan Guru Baj**gan, Majdi menanggapinya dengan senyum santai. "Saya tidak bisa melarang orang lain marah", katanya datar ketika mengalami hal serupa di Bandara Changi, Singapura.

Belakangan saya di halaman facebook organisasi yang dipimpinya, Majdi tampak terlihat menjalin silaturahmi dengan akrab bersama beberapa pemimpin agama lain. Itulah pengejawantahan dari gagasannya tentang Islam Wasathiyah–Islam yang mengarahkan umatnya agar adil, seimbang, bermaslahat dan proporsional, atau sering disebut dengan kata “moderat” dalam semua dimensi kehidupan. Majdi merupakan salah satu ulama yang sangat menganjurkan sikap moderasi beragama.

Lombok Timur, 26 Mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun