Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Belajar Hidroponik

25 April 2022   00:23 Diperbarui: 27 April 2022   13:17 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidroponik merupakan teknik bertanam pada lahan sempit dan sangat sesuai untuk lahan kurang air. Untuk skala rumah tangga hidroponik dapat menjadi salah satu cara membangun ketahanan pangan. Hanya saja membutuhkan biaya instalasi media tanam yang cukup besar. Beberapa pegiat hidroponik meminimalisir biaya dengan menggunakan barang-barang bekas, seperti botol bekas, jerigen, atau wadah lain yang tidak terpakai.

Ada beberapa teknik bertanam hidroponik yang biasa digunakan. Saya mencoba menggunakan sistem irigasi dengan metode DFT atau Deep Flow Technique. DFT merupakan salah satu sistem tanam dalam hidroponik yang menggunakan genangan pada instalasi. 

Dengan pompa air sebagai penggerak, air mengalami gerakan sirkulasi pada pipa tanam. Pada sistem ini netpot dilengkapi dengan sumbu untuk menyerap air yang mengalir pada akar tanaman. Hal ini akan menjaga media tanaman tetap basah.

Bentuk lain sistem irigasi adalah NFT; suatu metode hidroponik dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen.

Kedua sistem irigasi hidroponik di atas hampir sama. Perbedaannya pada jumlah sirkulasi air pada media tanam. Pada DFT air cenderung menggenang sedangkan pada NFT hanya dialiri air dengan lapisan tipis. Perbedaan lainnya terletak pada waktu yang dibutuhkan untuk sirkulasi. Pada DFT alirannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan karena masih ada genang sehingga memungkikan tanaman tetap segar. Sedangkan pada NFT sirkulasi air harus tetap mengalir selama 24 jam untuk menghindari tanaman mengalami kekeringan pada akar yang dapat menyebabkan layu bahkan kematian.

Selain dua teknik di atas ada beberapa alternatif bertanam hidroponik yang berkembang, seperti rakit apung atau wick system, aeroponik, vertikultur, dan lain-lain.

Hidroponik dapat dijadikan salah satu metode membangun ketahanan pangan keluarga. Walaupun tidak semua jenis tanaman dapat dibudidayakan dengan cara hidroponik, paling tidak kebutuhan sebagian pangan keluarga dapat dipenuhi. Manfaat lain dari hidroponik adalah dapat dijadikan sebagai pengganti penghijau halaman rumah. Dinding rumah, tembok halaman bahkan atap rumah dapat dimanfaat untuk bercocok tanam secara hidroponik.

Lombok Timur, 25/04/2022

Referensi, 1, 2, 3, 4, 5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun