Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Garudaku

16 April 2022   21:46 Diperbarui: 19 April 2022   05:00 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada retak menjulang menembus cakrawala
menghunjam ke dasar bumi.
Awalnya sebuah garis tipis
lalu terus menganga
bak paruh bayi burung didera kelaparan

Ada perisai di dadamu
Anak-anak negeri masih percaya
dongeng  ibu pertiwi
pada bocah resah di ambang tidur
tentang kesaktianmu.
Ada pita perekat di kakimu.
Anak-anak negeri masih setia pada keyakinan
bahwa pita di kakimu mampu merajut banyak koyakan

Garudaku.
Dinding pelindung nyaris terban.
Anak beranak di setiap sudut wilayah teritorialmu
tetap menyandarkan harapan
pada kesaktian dan daya rekatmu
untuk merekat setiap retakan

Lombok Timur, 16-04-2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun