Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Honda Astrea Grand dan Kelembutan Pertamax

3 April 2022   20:27 Diperbarui: 5 April 2022   03:09 9685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inovasi moda transportasi roda dua bergerak trengginas. Hasil inovasi itu memenuhi jalan raya di mana-mana. Kendaraan tunggang keluaran terbaru membabat setiap kesadaran usang tentang performansi body dan akselerasi mesin.

Maraq balang lepas oleq tumben (pepatah sasak). Artinya, bagai belalang lepas dari tabung. Begitulah pengibaratan yang tepat untuk perkembangan produksi sepeda motor dewasa ini. 

Produk alat angkut itu menyeruak dari rahim pabrik menuju dealer lalu penuh sesak memenuhi jalan raya sampai jalanan kampung dengan penampilan yang menggiurkan. Dua perusahaan terkenal, Honda dan Yamaha, bersaing melakukan inovasi yang memberikan pengalaman berkendara yang makin nyaman.

Dikutip dari  dari CNNIndonesia, penjualan sepeda motor di Indonesia sepanjang 2021 berhasil menembus angka 5 juta unit. Berdasarkan data dari GridOto, Honda menjadi merek penjualan terbanyak sepanjang 2021 dengan pencapaian 3.928.788 unit. 

Urutan kedua ditempati Yamaha dengan capaian angka penjualan 1.063.866 unit. Secara berurutan posisi tiga, empat, dan lima ditempati oleh Kawasaki (43.540 unit), Suzuki (18.380 unit) dan TVS (2.942 unit).

Motor-motor baru terus berjejal di jalanan. Saya tetap bergeming dengan Motor Astrea Grand keluaran 1997 sejak tahun 2004. Saya tetap bertahan dengan keusangannya. 

Faktor utama sejauh ini soal anggaran yang agak sulit untuk membeli kendaraan baru sesuai selera jaman. Faktor lainnya karena jangkauan berkendara paling jauh yang saya tempuh hanya berjarak 2-3 km. 

Sesekali saja saya harus duduk di atas jok sampai sejauh 45-50 km. Itupun ketika ada keperluan penting dan harus keluar melintas batas kabupaten di pulau Lombok. Artinya saya tidak terlalu memerlukan kelincahan mesin motor untuk berkendara.

Dengannya saya juga merasa nyaman memarkirnya walaupun pada titik yang dianggap rawan kehilangan kendaraan. Mengapa? Kecil kemungkinan akan menjadi sasaran para spesialis pencuri kendaraan roda dua. Mereka harus berfikir dua kali atau lebih untuk mengambilnya karena nilai jualnya tidak akan mencapai satu juta. Sangat tidak sebanding dengan resiko jika ketangkap warga.

Dalam keusangan itu saya telah dibawa ke mana-mana, menuju tempat tugas, menengok mertua, membawa almarhumah ibu ke dokter untuk menjalani pemeriksaan rutin. 

Dalam keusangan itu pula saya berusaha menjaga kesehatan mesinnya dengan pertamax sebagai bahan bakar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun