Makna maleman bagi masyarakat sasak merupakan bentuk kesyukuran kepada Sang Maha Pencipta karena telah diberikan kesempatan menikmati kemuliaan Ramadhan.
Secara khusus maleman merupakan tradisi sepuluh malam terakhir bulan Ramdhan dengan harapan dapat bertemu secara langsung dengan Lailatul Qadr, sebuah malam yang secara jelas digambarkan dalam al-Qur'an (surah al-Qadr ayat 3) sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Maleman tidak belaka sekadar ritual membakar lampu jarak tetapi juga diikuti dengan bacaan al-Qur'an, shalawat, dan doa-doa lain.
Menariknya tradisi maleman ternyata tidak saja ada di Lombok tetapi juga di daerah lain di Indonesia, yaitu, Jawa dan Madura. Dalam hal ini diperlukan, para sejarawan untuk menjelaskan kesamaan tradisi tersebut.
Selamat Menyambut Ramadhan untuk Saudara-Saudaraku setanah air. Semoga Ramadhan tahun ini menjadikan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
Referensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H