Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Denda Seruni Bersemayam di Bukit Kayangan

6 Februari 2022   06:37 Diperbarui: 6 Februari 2022   09:03 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Dokpri)
(Dokpri)

Saat jauh melangkah ke dalam lagi, terlihat sebuah menancap ke bumi dan menjulang menjulang tinggi ke udara. Bangunan itu rupanya miniatur menara Eifel.

(Dokpri)
(Dokpri)
Hal yang unik dari keseluruhan bangunan itu adalah bahannya yang tersusun dari bambu dan kayu dengan atap ilalang. Kecuali dua bangunan utama dan beratap multiroof. Setiap bangunan dihubungkan dengan jembatan kecuali menara. Untuk menginjakkkan kaki di area menara itu pengelola menyediakan perahu. Jika berkenan masuk ke area ini, Tuan dan Nyonya hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 3.000

Sekitar 30 menit kami berkeliling di area itu lalu kami melanjutkan jalan-jalan ke destinasi lain. Pemandu membawa kami ke sebuah obyek wisata perbukitan. Namanya Bukit Kayangan. Bukit itu berada di pinggir pantai yang tidak jauh dari pelabuhan laut Labuhan Haji yang menghubungkan Lombok - Sumbawa.

(Dokpri)
(Dokpri)

Menurut pemandu, daerah wisata itu baru dibuka sehingga jalan ke lokasi belum begitu bersahabat. Pengunjung harus melintasi jalan tanah.

Area wisata ini berada di sebuah punggung bukit sebelah timur. Pemandangannya cukup membuat takjub. Sayang kamera saya tidak terlalu berkualitas untuk menghasilkan gambar terbaik. Atau mungkin juru kamera belum memiliki kemampuan mengambil sudut pandang yang tepat dalam jeprat jepret

Berdiri di punggung bukit itu, saya membayangkan pandangan pagi dibubuhi sunrise keemasan menghias kaki langit ufuk timur. Beberapa bangunan terlihat di tempat ini.

Beberapa sarana pendukung membuat betah pengunjung yang datang di tempat ini. saat masuk ke area ada semacam koridor yang dibangun dengan pembatas kayu di kiri kanannya. Atapnya juga kayu yang dirancang mirip penutup rumah gadang.

(Dokpri)
(Dokpri)

Beberapa sarana tempat duduk dibangun agar pengunjung dapat rileks menikmati keindahan hamparan laut. Di pintu masuk tertulis bahwa pengujung tidak boleh bawa makanan ke dalam area. Mungkin tujuannya baik untuk menghindari sampah sisa makanan di dalam lokasi wisata.

(Dokpri)
(Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun