Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan dalam proses tersebut seseorang haruslah belajar karena hal tersebut sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan tuntunan dalam kehidupan dan dengan pendidikan orang menjadi maju dan mampu mengelola dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran penting yang harus diajrakan sejak dini sampai tingkat perguruan tinggi, sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum PAUD: Pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum PAUD harus mencakup pendidikan agama. Selain itu juga tercantum dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP): Standar 4.2 menyatakan bahwa pendidikan agama harus menjadi bagian integral dari kurikulum PAUD. Dasar hukum tersebut menegaskan bahwa pendidikan agama Islam merupakan bagian penting dari sistem pendidikan nasional dan harus menjadi bagian integral dari kurikulum PAUD.
Pemilihan metode mutlak di lakukan oleh seorang guru hal ini dimaksudkan untuk mencari dan menciptakan suasana kelas yang hidup, menyenangkan, harmonis, tidak tertekan sehingga dapat menyemangati peserta didik untuk senang belajar serta untuk meningkatkan ketiga domain yang dimiliki oleh siswa yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik dan ini dibutuhkan metode-metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa asalkan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Metodemetode tersebut diantaranya yaitu metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode karyawisata, metode penugasan, metode pemecahan masalah, metode simulasi, metode eksperiment, metode unit, metode sosiorama, metode kelompok, metode studi kemasyarakatan, metode modul, metode berprogram, dan lainlain.
Dengan cara memberikan pendidikan tentang shalat, maka diharapkan peserta didik dapat melaksanakan ibadah shalat dengan tertib, benar dan mampu memahami serta menghayati setiap bacaan dan gerakan shalat itulah yang akhirnya akan melahirkan sikap pribadi yang disiplin dalam melaksanakan shalat maupun disiplin beribadah lainnya.
Metode demonstrasi adalah cara menyampaikan materi pelajaran dengan memperlihatkan bendabenda atau cara-cara tertentu yang berhubungan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan terhadap siswa dengan tujuan agar dapat dilihat, ditiru dan difaahami oleh siswa dengan mudah. Bimbingan teknis adalah suatu bantuan atau pertolongan yang digunakan dalam proses pembelajaran siswa menunjukan keserasian gerakan dan bacaan shalat. Keserasian gerakan dan bacaan shalat sebagai materi pelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Namun, berdasarkan observasi awal di Kelompok A Di TKIT Annur Walikukun, ditemukan bahwa banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memahami dan melaksanakan gerakan sholat dengan benar. Kesulitan ini mencakup ketidak pahaman pada tata cara gerakan sholat, serta kurangnya motivasi dalam melaksanakan sholat secara rutin. Hal ini tercermin dari rendahnya hasil belajar siswa pada materi sholat, baik dari segi teori maupun praktik Berdasarkan hal di atas, peneliti merasa perlu mengangkat penelitian dengan judul "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PAI Tentang Sholat Dengan Methode Demonstrasi Melalui Bimbingan Teknis Bagi Siswa Kelompok A Di TKIT Annur Walikukun Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi". Tujuan peneitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh penggunaan metode demontrasi melalui bimbingan teknis dapat meningkatkan hasil belajar PAI tentang sholat bagi siswa di kelompok A TKIT AN NUR Walikukun Tahun Ajaran 2022/2023.
Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah:
Meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi mengenal Sholat: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai Sholat, termasuk gerakan-gerakan dalam Sholat, doa-doa yang dibaca, serta tujuan dan makna dari setiap bagian Sholat.
Menerapkan metode demonstrasi: Menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa lebih memahami cara-cara Sholat secara langsung dan praktis. Dengan melihat dan meniru gerakan Sholat yang ditunjukkan oleh guru atau instruktur, siswa diharapkan dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan konkret.
Menilai efektivitas metode demonstrasi: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah metode demonstrasi benar-benar efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa di TKIT AN NUR Walikukun, sehingga dapat dijadikan referensi untuk pengajaran di masa depan.
Meningkatkan partisipasi aktif siswa: Dengan metode demonstrasi, diharapkan siswa lebih aktif dalam proses belajar, karena mereka dapat langsung terlibat dalam praktik Sholat, bukan hanya belajar secara teori.
- Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggambarkan bagaimana penerapan "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pai Tentang Sholat Dengan Methode Demonstrasi Melalui Bimbingan Teknis Bagi Siswa Kelompok A Di Tkit Annur Walikukun Kecamatan Widodaraen Kabupaten Ngawi", Penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut :
Kemampuan anak dalam mengetahui dan mampu menyelesaikan masalah sehari-hari dengan cara yang kreatif harus banyak dilakukan dengan berbagai hal dan cara yang kreatif sehingga kemampuan memahami materi sholat anak berkembang sesuai harapan dan juga berkembang sangat baik. Meningkatkan kemampuan memahami materi Sholat melalui metode demonstrasi adalah variasi guru di TKIT ANNUR Waikukun dalam mengembangkan kognitif anak yang menarik dan menyenangkan. Metode demonstrasi tidak hanya terkait dengan kemampuan memahami saja tetapi juga kesiapan sosial dan emosional anak, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan. Berdasarkan nilai perkembangan anak sebelum diberikan tindakan, diketahui kemampuan memahami materi anak sangat rendah, tingkat perkembangan hanya mencapai sekitar 20%, yaitu sekitar 2 anak saja yang mempunyai kemampuan memahami materi Sholat yang cukup baik. Melihat kondisi demikian ini peneliti menggunakan methode demonstrasi yang sekiranya metode ini menyenangkan dan dekat dengan anak, maka terjadi peningkatan secara bertahap dari siklus pertama peningkatan sekitar 40% atau 4 anak, kemudian dilakukan penelitian ulang pada siklus II terjadi peningkatan sekitar 86% yaitu sekitar 12 anak, mengulang sampai mencapai indikator keberhasilan yaitu 85%, s diketahui ada peningkatan kemampuan berhitung pada anak dilihat dari kondisi awal: 20%, siklus I : 40%, siklus II : 86%, sehingga prosentase kenaikan dari prasiklus ( kondisi awal) ke siklus I adalah 20%, dan proses kenaikan dari siklus I ke 33 siklus II adalah 40%. Kenaikan prosentase pada siklus II mengalami peningkatan 86%. Kemampuan anak dalam memahami materi Sholat melalui media demonstrasi termasuk dalam perkembangan kognitif. Selain itu bermain game edukasi juga membangun pondasi keimanan, meningkatkan kesadaran spiritual, juga mengembangkan ketrampilan sosial. .
Dan Pada kegiatan Refleksi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, ada beberapa kekurangan yang muncul dalam ptk yang berjudul "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pai Tentang Sholat Dengan Methode Demonstrasi Melalui Bimbingan Teknis Bagi Siswa Kelompok A Di Tkit Annur Walikukun Kecamatan Widodaraen Kabupaten Ngawi". Beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Guru belum menyuruh siswa untuk mempelajari atau mengulangi kembali pelajaran yang telah diajarkan.
Guru tidak menyuruh siswa untuk mendiskusikan tentang materi yang diajarkan.
Siswa masih kurang tepat waktu masuk kelas untuk mengikuti pelajaran
Siswa tidak berani bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Guru belum menyuruh siswa untuk mempelajari atau mengulangi kembali pelajaran yang telah diajarkan.
Guru tidak menyuruh siswa untuk mendiskusikan tentang materi yang diajarkan.
Siswa masih kurang tepat waktu masuk kelas untuk mengikuti pelajaran.
Siswa tidak berani bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Penyelesaian permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan alternatif dan pemecahan masalah pada ptk yang berjudul "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pai Tentang Sholat Dengan Methode Demonstrasi Melalui Bimbingan Teknis Bagi Siswa Kelompok A Di Tkit Annur Walikukun Kecamatan Widodaraen Kabupaten Ngawi" sebagai berikut :
Guru Belum Menyuruh Siswa Untuk Mempelajari atau Mengulangi Kembali Pelajaran yang Telah Diajarkan:
Alternatif Pemecahan Masalah:
Guru dapat mengatur waktu khusus di akhir pelajaran untuk meminta siswa mengulang materi yang telah diajarkan, baik secara individu atau kelompok. Guru juga bisa memberikan tugas rumah yang terkait dengan materi Sholat, agar siswa terbiasa mengulang dan memahami kembali pelajaran tersebut di luar jam sekolah.
Tindakan:
Mengadakan sesi review singkat di setiap akhir pelajaran atau memanfaatkan media pembelajaran seperti video atau gambar yang bisa dilihat siswa di rumah.
Guru Tidak Menyuruh Siswa untuk Mendiskusikan Tentang Materi yang Diajarkan:
Alternatif Pemecahan Masalah:
Menyediakan waktu untuk diskusi kelompok kecil, di mana siswa dapat berbagi pemahaman tentang materi Sholat. Diskusi ini bisa dimoderatori oleh guru atau dilakukan secara bebas dengan pemantauan guru untuk memastikan bahwa materi yang dibahas sesuai.
Tindakan:
Menggunakan metode pembelajaran berbasis diskusi atau tanya jawab interaktif untuk memperdalam pemahaman siswa tentang materi Sholat.
Siswa Masih Kurang Tepat Waktu Masuk Kelas untuk Mengikuti Pelajaran:
Alternatif Pemecahan Masalah:
Guru dapat memberikan pengingat atau penegasan terkait pentingnya kedisiplinan waktu. Memberikan imbalan bagi siswa yang selalu tepat waktu dan memberi pemahaman kepada siswa mengenai manfaat kedisiplinan.
Tindakan:
Menyusun jadwal yang jelas dan memastikan siswa memahami jadwal pelajaran serta dampak dari keterlambatan terhadap kegiatan belajar mereka. Bisa juga diterapkan sistem absensi atau pemberian tugas tertentu bagi siswa yang terlambat.
Siswa Tidak Berani Bertanya Tentang Materi yang Belum Dipahami:
Alternatif Pemecahan Masalah:
Menciptakan suasana kelas yang lebih terbuka dan ramah, di mana siswa merasa nyaman untuk bertanya tanpa rasa takut atau malu. Guru bisa menggunakan pendekatan yang lebih personal atau memberi waktu khusus bagi siswa yang kurang percaya diri untuk bertanya.
Tindakan:
Menerapkan pendekatan yang mendorong partisipasi aktif siswa, seperti memberi kesempatan untuk bertanya secara pribadi setelah kelas atau menggunakan metode "kartu pertanyaan" di mana siswa bisa menuliskan pertanyaan mereka tanpa harus berbicara di depan kelas.
Pengulangan Masalah yang Sama:
Beberapa masalah seperti kurangnya penyuluhan materi atau diskusi yang tidak dilakukan berulang kali dalam daftar kekurangan. Hal ini menunjukkan bahwa mungkin ada ketidakkonsistenan dalam proses pembelajaran yang diterapkan.
Alternatif Pemecahan Masalah:
Penguatan jadwal dan rutinitas pengajaran, di mana siswa dapat berulang kali mempelajari atau mendiskusikan materi melalui kegiatan yang terstruktur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI