Mohon tunggu...
Didiet Fals Beneran
Didiet Fals Beneran Mohon Tunggu... lainnya -

Seuntai kata yang terurai- Lepas mengalir bagai mata air- Tak kuasa ku menahannya- Maafkan aku- "Bila mengusik masa itu- Biarkan ku beralun meski Kian lirih nadaku "

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Secangkir Kopi Pagi

22 Agustus 2015   09:50 Diperbarui: 22 Agustus 2015   09:50 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ini tentang pagi
Dengan secangkir kopi
Beradu asap tembakau menemani
Secarik kertas kutuang puisi
Satu sruput
Pahitpun menjadi !!!

Asap tembakau terhembus lagi
Mengepul selalu meninggi
Angan dan mimpi
PadaMu Illahi
Do’a selalu bertubi
Hitam kopi teraduk kembali
Berbutir gula tersisai
Sisi gelap yang menari-nari

Puntung rokok tergeletaki
Seteguk kopi penghabisan ini
Sayang bila tersisai
Srupuuuuuut !!
Senikmat ini
Pada serambi
Menuang goresan puisi
Tuntaslah segelas kopi
Kembali.....
Ampas tertinggali ?

--ooOoo--

 

Ilustrasi : prasynwa.files.wordpress

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun