Mohon tunggu...
Didiet Fals Beneran
Didiet Fals Beneran Mohon Tunggu... lainnya -

Seuntai kata yang terurai- Lepas mengalir bagai mata air- Tak kuasa ku menahannya- Maafkan aku- "Bila mengusik masa itu- Biarkan ku beralun meski Kian lirih nadaku "

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Usah Kucencang Cinta

22 April 2015   10:28 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:16 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Telah kuberi seutuh hati
Yang kupunya telah kulucuti
Yang membanjir kasih suci
Tiada pernah habis memupuri

Hanya kau kuikhlaskan diri
Segala ruang waktu blauri
Alam raga jagat raya hati
Tercurah tuk mengayomi

Meski ada dua dan tiga tangkai bunga
Tebar aroma harum menggoda
Cinta bukan untuk mendua
Cukup untukmu saja

Ada dua keping bising telinga
Orang setia pasti dikianatinya
Bukannya itu hanya kebetulan saja ?
Badai nasib manusia curiga

Mencintai jangan kedasar mendalam
Kala kau tergincir tenggelam
Dunia terasa gelap nan buram
Seluruh jiwa raga lebam-lebam

Cukup timbun akar cinta semata wayang
Kusiram dan kujaga malam, pagi dan siang
Tumbuh subur buah kasih sayang
Usah kucencang kau tak kan melayang

--ooOoo--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun