Saat kembali ke desa, putra melihat gubuk penjual gorengan. Disitulah putra berhenti berjalan dan melihat macam-macam gorengan mulai dari tahu isi, ote-ote, jemblem, gedang goreng, ketela goreng, dan lain sebagainya.
Putra mengambil beberapa gorengan rasa khasnya masih ada, harganya juga cukup murah, sambil memakan gorengan tersebut putra pesan minuman ke penjual. Si penjual berteriak ke belakang, "buatkan teh hangat, ke depan nduk" ucap si penjual.
Datanglah minuman itu, di antar oleh seorang gadis yang cantik, putra pun mengucapkan "Terimakasih".
Gadis itu pun kembali ke belakang, dengan membawa gelas yang kosong  dari meja yang telah di tinggalkan oleh pembeli.Â
Setelah selesai makan gorengan, saya pun melanjutkan perjalanan pulang dengan jalan kaki, dan ada seseorang naik motor menyapa, dia adalah Agus. Agus ini teman waktu SD (Sekolah Dasar), dia ini sekarang menjadi Kepala Dusun.
Agus ini termasuk siswa yang pandai dulu, dia memiliki cita-cita mengabdikan diri untuk daerahnya. Agus menawarkan diri untuk mengantarkan pulang.
Setelah diantarkan pulang, Agus melanjutkan perjalanan ke sawah. Karena selain menjadi kepala dusun, Agus juga memiliki sebidang tanah untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Hari-hari Agus disibukkan dengan kegiatan di sawah dan balai desa.Â
Keesokan hari putra jalan-jalan pagi ketemu gadis yang membantu di warung kemarin, karena jarak jalannya tidak terlalu jauh. Putra pun menghampirinya dan mengajak ngobrol dan diajak kenalan, gadis itu bernama Nadin.
Nadin ini anak dari pemilik warung, Nadin ini lulus SMA tidak ada biaya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Semenjak pertemuan itu, putra sering komunikasi dengan nadin, dan putra juga memberikan semangat untuk Nadin agar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, dan menjelaskan beasiswa yang ada di beberapa kampus melalui beberapa jalur.
Akhirnya Nadin berkomunikasi dengan orang tuanya, dan Nadin diberikan restu untuk melanjutkan kuliah.Â