Mohon tunggu...
Mohamad Assegafalgazali
Mohamad Assegafalgazali Mohon Tunggu... Lainnya - megister forensic airlangga university

Berbagai hal yang berkaitan dengan dunia forensik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Fakta Menarik Tentang Gigi Dari Perspektif Odontologi Forensik

15 Februari 2023   09:49 Diperbarui: 15 Februari 2023   12:11 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kicaunews.com/wp-content/uploads/2020/03/IMG_20200326_044341.jpg

Di zaman  sekarang ini kemajuan ilmu di bidang forensik mengalami kemajuan yang begitu pesat, di mana di dalam ilmu forensik terdapat banyak  cabang keilmuan forensik, termasuk salah satunya adalah odontologi forensik.

Odontologi forensik adalah suatu ilmu yang menerapkan ilmu pengetahuan mengenai gigi untuk memecahkan masalah kejahatan
untuk kepentingan pengadilan. 

Salah satu aspek ruang lingkupnya adalah peranannya dalam membantu tugas fungsi pelayanan
kedokteran forensik pada penanganan kasus-kasus yang memerlukan identifikasi dengan sarana gigi. 

Di beberapa kasus baik disaster bencana alam,kebakaran,kecelakaan atau kriminalitas (pembunuhan) peran odontologi forensik dalam pengungkapan suatu perkara sangat penting dimna Gigi digunakan sebagai media yang bermanfaat dalam identifikasi identitas korban dan prakiraan usia, metode odontologi forensik ini memiliki ketetapan yang tinggi dan hampir sama dengan sidik jari.

https://kicaunews.com/wp-content/uploads/2020/03/IMG_20200326_044341.jpg
https://kicaunews.com/wp-content/uploads/2020/03/IMG_20200326_044341.jpg

Adapun fakta menarik berkaitan dengan Gigi dimana memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai sarana identifikasi :

Derajat individualitas yang tinggi,kemungkinan untuk menemukan dua orang yang sama giginya adalah satu per dua triliun. Adanya pola erupsi 20 gigi susu dan 32 gigi tetap serta adanya perlakukan khusus misalnya ekstraksi, tambalan, perawatan saluran akar, ditambah ciri-ciri khas menyebabkan gigi sangat khas bagi seorang individu.

Tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi dikendalikan oleh faktor genetik, sehingga usia dental menunjukkan variasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan tulang atau bagian tubuh lain yang pertumbuhan dan perkembangannya dipengaruhi oleh nutrisi dan sosioekonomi.

Bagian gigi geligi dalam rongga mulut merupakan bagian tubuh terkeras Memiliki derajat kekuatan dan ketahanan terhadap berbagai pengaruh kerusakan yang tinggi, hal ini terjadi karena struktur gigi mengandung bahan anorganik, misalnya kalsium fosfat dan ion bikarbonat yang nantinya membentuk senyawa hidroaksiapetit yang berfungsi sebagai bahan pengeras, pembuat kaku, dan penguat tulang serta gigi terdapat di bagian mulut yang cukup memberikan perlindungan terhadap berbagai pengaruh kerusakan, seperti trauma mekanis, termis, kimiawi, dan dekomposisi.

https://niom.no/courses/forensic-dentistry/ 
https://niom.no/courses/forensic-dentistry/ 

Metode indentifikasi indentitas korban melalui gigi dengan cara membandingkan data postmortem (hasil pemeriksaan korban) dengan data antemortem (data gigi sebelum yang di buat korban) kemudian melalui gigi kita bisa mendapatakan sebuah informasi memperoleh hasil dari pemeriksaan indetifikasi berupa informasi umur, jenis kelamin, ras, golongan darah, bentuk wajah, dan DNA mencari ciri ciri yang merupakan tanda khusus pada korban tersebut. ciri ciri demikian antara lain misalnya ada gigi yang ompong atau patah, bekas tambalan, gigi terbungkus logam dan andai ada lubang pada bagian depan gigi yang dapat dikenali oleh teman/saudara korban.

Sumber

1. Shepherd R., 2003, Identification of the living

and the dead. In: Simpson’s forensic

medicine. 12th ed.: Arnold Holder Headline

Group, London pages 62-6

2. Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2012; 2(1): 5-7

3.http://ejournal.unud.ac.id/new/detail-39-61-indonesian-journal-of-legal-and-forensic-sciences-ijlfs.html

4.Putri AS. Perkiraan usia individu melalui

pemeriksaan gigi untuk kepentingan
forensik kedokteran gigi. Jurnal Persatuan
Dokter Gigi Indonesia. 2013; 62(3):55-63.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun