Mohon tunggu...
Mohamad BayuRizki
Mohamad BayuRizki Mohon Tunggu... Freelancer - Siswa Sekolah Menengah Atas

seorang yang hanya bisa jika terpaksa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inilah Fakta yang Sebenarnya! Rangkaian Peristiwa Sebelum, Sesudah, dan Saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

23 Mei 2024   23:41 Diperbarui: 23 Mei 2024   23:45 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soekarno Membaca Naskah Proklamasi/Kompas.com

Persitiwa kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hal yang sangat penting dalam Sejarah bangsa kita. Peristiwa inilah yang menandakan bahwa bangsa Indonesia sudah tidak terikat dengan penjajahan bangsa lain. Peristiwa ini yang tidak akan terlupakan oleh bangsa Indonesia. Namun, apakah kalian tahu peristiwa apa saja yang menyebabkan kemerdekaan Indonesia? maka dari itu simak bacaan berikut.

Kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran Sekutu yang merupakan musuh bagi Jepang. Konflik Jepang dengan sekutu sudah terjadi dari tahun 1937 dan sebenarnya Jepang mulai mengalami kekalahan sejak bulan Agustus 1942. Namun, mereka tetap berjuang dan mampu bertahan serta mempropagandakan kemenangannya walau berbeda jauh dengan kenyataanya. Jepang yang awalnya menerapkan strategi ofensif (menyerang) beralih pada strategi defensive (bertahan). Terlebih lagi Blok Poros Axis yang beranggotakan Jerman, Italia, dan Jepang mengalami kekalahan dalam Perdang Dunia II. Kekuatan Sekutu di Asia semakin mendesak Jepang. 

Pada bulan Juli 1945, Australia menyerang Balikpapan yang merupakan wilayah penting bagi Jepang. Jepang akhirnya kalah pada 21 Juli 1945. Pada bulan September 1944 hingga Mei 1945 terdapat pertempuran antara Jepang dan Sekutu. Pertempuran ini merupakan salah satu perang terberat bagi Sekutu dan Jepang di Asia. Pertempuran ini sangat memengaruhi Jepang yang saat itu dalam kedudukan yang lemah.

Kekalahan demi kekalahan terus diderita Jepang. Oleh karena itu Jepang mengizinkan bangsa Indonesia untuk mengibarkan bendera Indonesia di samping bendera Jepang. Hal ini dilakukan Jepang untuk mendapatkan bantuan dan kepercayaan Indonesia.

Perang Dunia II telah berakhir di front Eropa sejak 7 Mei 1945. Namun, Jepang tidak menyerah dan terus bertempur di Asia. Sebagai pukulan terakhir kepada Jepang, Amerika menjatuhkan dua bom atom di kota Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945). Inilah yang menjadi titik Kemerdekaan Indonesia.

Maklumat Saikoo Shikikan/ @Munasprok
Maklumat Saikoo Shikikan/ @Munasprok

Setelah Insiden tersebut, Jepang membentuk PPKI yang dipimpin oleh Soekarno tepat setelah dibubarkannya BPUPKI. Pada 9 Agustus 1945, Sukarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat berangkat menuju Dalat (Vietnam) untuk menagih janji. Mereka bertemu dengan Jendral Terauchi pada tanggal 12 Agustus 1945. Ia mengatakan bahwa tak lama lagi Jepang pasti akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Kemudian mereka kembali ke Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1945.

Setelah itu, Jepang menyerah tanpa syarat, inilah yang nantinya akan mempelopori peristiwa Rengasdengklok. Kelompok pemuda yang ada di Jakarta kemudia bergerak dan menginginkan proklamasi kemerdekaan dikumandangkan secepatnya sedangkan Kelompok tua menjelaskan bahwa dengan menyerahnya Jepang kita harus hati-hati. Kelompok pemuda terus meminta kepada Soekarno dan Hatta untuk tidak menunggu hasil rapat PPKI ayng disetujui tanggal 16 Agustus 1945 namun selalu gagal. Para pemuda mengadakan rapat dan bersepakat untuk mengasingkan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. 

Sementara itu, terjadi kesepakatan antara Ahmad Subrjo, wakil dari golong tua dan Wikana, wakil dari golongan muda, agar proklamasi harus terjadi di Jakarta. Berdasarkan kesepakatan itu, Ahmad Subarjo ditemani Yusuf Kunto berangkat menuju Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Ahmad Subarjo berhasil meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan adanya jaminan dari Ahmad Subarjo, Akhirnya Soekarno dan Hatta dilepaskan dan kembali ke Jakarta. 

Perumusan naskah proklamasi kemerdekaan dilakukan di rumah Laksamana Maeda. Laksmana Maeda adalah seorang berkewarganegaraan Jepang yang menjabat sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang. Ia mengizinkan rumahnya digunakan sebagai tempat pertemuan. Dalam peristiwa itu, Laksamana Maeda undur diri ke kamarnya dan tidak ikut campur dalam  perumusan naskah proklamasi. Soekarno dan Hatta menyampaikan rencana proklamasinya kepada Mayor Jendral Nishimura namun ia tidak memperdulikannya. Jepang saat itu sedang dalam status quo sehingga tidak dapat merealisasikan janji kemerdekannya. Pada akhirnya proklamasi haru tetap dilaksanakan, terlepas ada atau tidak adanya dukungan dari Jepang. 

Rumah Laksamana Maeda/Kompas.com
Rumah Laksamana Maeda/Kompas.com

Setelah naskah awal tersebut berhasil disusun, Sukarno membacakan hasilnya kepada semua yang hadir. sebagian besar setuju, namun golongan muda menganggap tek tersebut masih kurang tegas. setelah dilakukan musyawarah dan mempertimbangkan berbagai hal, maka usualn golongan muda tersebut tidak jadi digunakan. Hatta menyarankan agar semuanya menandatangani naskah tersebut. namun atas usulan golongan muda, naskah itu ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta sebagai wakil dari bangsa Indonesia. 

Naskah Proklamasi/Suara.com
Naskah Proklamasi/Suara.com

Pada awalnya, para pemuda merencanakan pembacaan proklamasi di Lapangan Ikada, namun karena dijaga ketat oleh tentara Jepang sehingga tidak mungkin proklamasi dibacakan di sana. PPKI menyepakati bahwa proklamasi akan dibacakan di rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56. Suwiryo yang merupakan Walikota Jakarta memerintahkan Wilopo untuk mempersiapkan pengeras suara dan mikrofon. Kedua alat itu berhasil didapatkan dari Gunawan yang merupakan pemilik toko radio Satria di Salemba. 

Para Pemuda yang sudah hadir mulai tidak sabar menunggu pembacaan proklamasi dan mendesak Soekarno agar segera membacakannya. Soekarno membacakannya tanpa hadirnya Hatta yang datang 5 menit sebelum pukul 10.00. Proklamasi kemerdekaan Indonesia kemduian dilangsungkan secara sederhana. 

Soekarno menyampaikan pidato secara singkat dan membacakan naskah proklamasi. acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih yang sudah dijahit oleh fatmawati. Proklamasi diabadikan oleh Frans Mendur dan Alex Mendur yang saat itu berprofesi sebagai wartawan. Namun, foto-foto karya Alex dirampas dan dihancurkan oleh Jepang. sehingga foto-foto yang kita lihat saat ini adalah hasil karya Frans Mendur. 

Soekarno Membaca Naskah Proklamasi/Kompas.com
Soekarno Membaca Naskah Proklamasi/Kompas.com

Proklamasi yang sudah dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 berhasil disebarluaskan oleh F. Wuz melalui stasiun radio Domei. Meskipun sudah dilarang oleh Jepang, F. Wuz tetap menyiarkan berita itu setiap setengaj jam hingga pukul 16.00 untuk menghindari sensor dari tentara Jepang, ada saatnya juga dimana berita tersebut disiarkan dengan menggunakan Bahasa Madura yang tidak diketahui oleh Jepang. 

Para pemuda juga berhasil mencetak dan menyebarluaskan naskah proklamasi ke berbagai daerah dengan menyamai sebagai kurir. Penyebaran berita itu berhasil tersebar ke beberapa daerah seperti Jawa, Sumatra, Sulawesi hingga Papua. Penyebaran tersebut dilakukan dengan cara menyiarkan pembacaan naskah proklamasi melalui radio, informasi dari mulut ke mulut, dan sebagainya. 

Berita proklamasi kemerdekaan disambut dengan kebahagiaan oleh sebagian besar rakyat Indonesia, terutama kalangan muda. Salah satu dukungan berasal dari Yogyakarta. Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII pada 19 Agustus menyampaikan selamat atas proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kedua tokoh tersebut kemudian mengelurkan amanat yang menyatakan dukungan terhadap pemerintah Republik Indonesia pada 5 September 1945.

Respon dukungan itu juga diwujudkan dalam bentuk grafiti atau tulisan di dinding bangunan di berbagai kota. Grafiti itu menunjukan semangat dan euforia kemerdekaan Indonesia. Banyak di antara Grafiti tersebut menggunakan bahasa Inggris karena para pemuda ingin menarik perhatian pihak Sekutu dan dunia internasional terhadap bangsa Indonesia untuk merdeka dan menentukan nasibnya sendiri. 

Sambutan terhadap kemerdekaan Indonesia tidak hanya datang dari dalam negeri, tapi juga luar negeri. orang-orang Indonesia yang berada di Mesir mendengar berita tersebut melalui siaran radio pada 18 Agustus 1945. Berita tersebut juga disambut gembira oleh warga Mesir yang mengulas dan memberitakannya dengan penuh simpati melalui media massa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun