Pak tani tak pernah berkecil hati. Walau sering kali hasilnya tak sesuai hati. Pak tani tidak mau mengingkari nikmat ilahi.
Ini tanah bukan warisan nenek moyang. Ia tanah surga yang diturunkan di bumi Pertiwi Indonesia.Â
Jangan kau ambil tuanku! Jangan kau beli dengan uang recehmu. Kami butuh berpijak, kami butuh untuk bersujud.
Jangan kau manfaatkan kefakiranku untuk mencablok tanahku. Cukuplah kau hidup sekuat perutmu. Jangan ambil semua.Â
Kami malu, jika kelak para pejuang bertanya, "Kemana tanah-tanah kita yang luas bak permadani"?. Aku malu menjawab. Aku hanya tertunduk lesu.
Sekaran, 10 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H